Romansa Cinta di Tanah España - Part 2
Part sebelumnya
Aku tidur sangat pulas, entah berapa jam aku tidur, hingga saat terbangun dan menuju dapur, mama dan papaku sedang bersiap-siap mau sarapan.
Aku tidur sangat pulas, entah berapa jam aku tidur, hingga saat terbangun dan menuju dapur, mama dan papaku sedang bersiap-siap mau sarapan.
“Sudah
bangun kamu, Ndre?” tanya mama.
“Iya
Mah, ini hari apa? Dan berapa lama Andre tidur?” benar-benar
pertanyaan konyol.
“Ini
sudah Kamis, dan kamu sudah tidur lebih dari 15 jam.” Jelas mamaku.
Aku
menguap lagi. Dengan badan yang masih senggoyongan aku menghampiri
mereka dan ikut bergabung untuk menikmati sarapan pagi.
“Kamu
jorok sekali, Ndre. Belum mandi, kamu? Mandi dulu sana, setelah itu
kamu sarapan. Buruan!” perintah mamaku itu tidak bisa ditolak.
Harus dilaksanakan. Perintahnya itu sudah seperti perintah jenderal.
Terpaksa
mandi di pagi hari dengan cuaca yang dingin. Dinginnya Indonesia
tidak seperti ini. Aku merasa seperti ada di dalam kulkas. Selesai
mandi dan memakai baju tebal, aku menuju ke meja makan, dan ternyata
papaku sudah tidak ada.
“Mah,
Papa ke mana?”
“Papamu
sudah berangkat ke kantor.”
“Ohh
....”
Aku
tidak berpikir lagi, yang penting sekarang makan. Dan aku sudah
berencana nanti siang aku akan berkeliling kota. Aku harus tahu di
mana ini. Bagiku ini tempat yang luar biasa. Aku sering berkunjung ke
luar negeri, tapi belum pernah ku temukan tempat yang indah dan
beragam seni seperti ini.
“Mah,
nanti aku keluar ya, Ma. Mama mau kan temani Andre jalan-jalan
berkeliling kota.” Tanyaku pada mama yang menggagalkan untuk
menggigit apel.
“Boleh,
Mama juga bingung mau ngapain di rumah sendiri.” Jawabnya.
“Oh
ya, Ma. Mama tahu kan kita sekarang ada di mana? Andre masih bingung
ini di mana. Andre belum pernah melihat dan merasakan aroma kota yang
begitu kental dengan seni seperti ini.” Perkataanku membuat mamaku
terheran dan geleng-geleng kepala. Mungkin dalam benaknya, kenapa
punya anak bodoh seperti diriku.
“Benar
kamu belum tahu ini di mana? Jangan bercanda Andre, kamu anak muda,
sudah pasti kamu tahu. Apa lagi kamu suka nonton tv, baca buku, belum
lagi media sosialmu itu.”
“Apa
hubungan kota ini dengan media sosial Andre?”
“Kamu
itu, ini di Madrid, Spain!”
Jawabanny,
membuat aku hampir setengah mati. This is Madrid, Spain? Really?
Satu yang selalu aku sukai dengan Spanyol, yaitu sepak bolanya. Kita
tahu semua bahwa sepak bola di Spanyol itu memiliki gaya sepak bola
yang sangat cantik. Permainnya bukan hanya untuk menyerang, tetapi
juga menyuguhkan pertandingan yang sangat menarik. Dari umpan-umpan
pendek, dari pemain satu ke pemain lainnya.
Aduh,
kenapa ini terselip gaya sepak bola. Membahas tentang bola, tentunya
aku sangat bahagia ketika tinggal di Madrid. Tentu saja, tak lain dan
tak salah lagi. Aku pasti akan meluangkan waktu untuk menyaksikan
pertandingan Madrid di Stadion Santiago Bernabeu.
Aku
semakin bersemangat untuk berkeliling kota Madrid. Ini hal yang
sangat menggembirakan. Kalau saja tahu aku akan pindah ke Madrid,
sejak awal tidak akan bermalas-malasan seperti kemarin.
“Mah,
apakah jalan-jalan keliling kota bisa dipercepat sekarang?”
tanyaku, sudah tidak sabar lagi untuk jalan-jalan.
“Ya,
ayo kita jalan.”
Aku
yang masih awam dan asing di tempat ini, mengajak mamaku untuk
menemani. Paling tidak, tidak akan seperti imigran gelap yang hilang
sendirian di negeri orang. Mama mengajakku ke pusat kota, sebuah
alun-alun yang berbentuk persegi panjang. Di sini begitu ramai
pengunjung. Dibangunnya gedung-gedung dengan arsitektur yang
mirip-mirip. Banyak cafe, pertokoan, apartemen, hotel, dan lainnya.
Di sini bisa sengaja duduk-duduk di alun-alun atau mampir ke cafe
yang outdoor. Aku dan mama juga begitu, kita mampir di sebuah
cafe outdoor. Kami memesan dua capucino.
Wanita
cantik berusia 52 tahun ini memberitahukan kepadaku kalau tempat ini
bernama Plaza Mayor, terletak di jantung kota Madrid. Di sini juga
sebagai tempat perayaan Christmast Market dan San Idiro
Festival. Well, aku tidak tahu perayaan apa itu, dan juga tidak
peduli dengan hal itu. Yang membuatku kagum adalah arsitektur
bangunan-bangunan di sini. Begitu mengandung karya seni yang tinggi.
Menakjubkan.
Aku
merasa puas untuk hari ini. Mamaku yang cerewet itu tadi sudah
memberi tahu banyak tentang Spanyol. Meskipun dia cerewet, tapi
hatinya sangat baik. Aku tahu orang tuaku sangat menyayangiku. Mereka
ingin anaknya berhasil.
***
Seminggu
telah ku lalui dan ku jalani hidup di negeri orang. Jujur saja, aku
belum bisa menyesuaikan diri di sini. Aku rindu akan negeriku,
Indonesia. Rindu dengan semua teman-temanku. Terkadang, aku berpikir,
kenapa aku harus ikut dengan orang tuaku? Kenapa aku harus menuruti
kata mereka? Ah sudahlah, ini hidup dan jalan yang harus kujalani.
Sebulan
telah berlalu, aku masuk kuliah untuk mempelajari bahasa Spanyol di
setiap akhir pekan. Ku temukan banyak teman dari berbagai negara di
sini. Juga kutemukan teman dari Indonesia. Dia merupakan mahasiswa di
salah satu universitas ternama di Madrid. Dia lebih muda tiga tahun
dariku. Aku katakan dia anak hebat, karena dia sedang menyelesaikan
pendidikan S2 di sini dengan biaya dari pemerintah. Aku pun tak lupa
untuk berkenalan dengan dia. Memang harus berteman dengan dia, apa
lagi dia sama sepertiku, datang dari negeri nusantara Indonesia.
“Hai,”
kataku.
“Hai,
Anda dari Indonesia juga?” dia bertanya padaku.
“Iya,
baru beberapa minggu, dan kau sendiri? Sudah berapa lama tinggal di
negeri Matador ini? Oh ya, namaku Andre Baskoro, kalau kau?”
tanyaku sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan dia.
Dia membalas menjabat tanganku.
“Aku
Hendra Sasongko. Aku sudah cukup lama di sini. Ini adalah tahun kedua
dimana aku mencari ilmu.” Jawabnya.
“Senang
berkenalan denganmu. Aku harap kita bisa berteman. Di sini tidak adan
yang aku kenal, hanya orang tuaku saja. Aku masih sangat asing dengan
negeri ini, meskipun aku sangat menyukai budaya di sini.”
“Aku
juga senang berekenalan denganmu.”
Kami
berkenalan, kemudian kami bertukar nomor ponsel. Aku senang hari ini.
Ketika seseorang mendapatkan teman di tempat terasing, itu adalah
bagaikan dewa yang sedang menolong baktanya yang sedang kebingungan.
Ini terjadi padaku, sangat beruntung bisa menemukan orang Indonesia
ketika diri sendiri sedang mengalami kejenuhan yang tinggi karena
tidak ada teman.
Dari
perkenalan itu, dia mengajariku tentang banyak hal. Memberitahukan
tentang pekerjaan-pekerjaan yang bisa dilakukan oleh pendatang dari
Indonesia di sini. Aku tertarik dengan semua yang Hendra ceritakan.
Membuatku bertekad mencari pekerjaan di sini untuk mencari modal, dan
nantinya akan kubuat sebuah usaha kecil di sini. Usaha apa itu pun
aku belum tahu, yang penting aku mencari kerja terlebih dahulu.
*Bersambung ke part 3
*Bersambung ke part 3
Post a Comment for "Romansa Cinta di Tanah España - Part 2"
Terima kasih telah membaca postingan pada blog saya. Silakan tinggalkan komentar, dimohon jangan menggunakan link hidup.
Terima kasih.
:) :)