Remuk Redam
REMUK REDAM
Oleh : Ery Udya
Birunya langit bisa kau lihat
Teriknya mentari bisa kau rasakan
Dinginnya salju bisa kau rasa jua
Tapi, merananya hatiku tak pernah kau tahu
Baca juga: Menangis Pilu Dalam Keramaian
Bagaimana bisa kau akan tahu?
Melihat mataku saja tak pernah
Mendengarkan rintihan hatiku saja tak bisa
Kau begitu acuhnya terhadapku
Hingga aku merana dalam duka
Duka yang tiada henti
Karena kau tak lagi peduli
Jangankan kau peduli padaku
Melempar senyum yang manis lagi pun tidak
Kau telah mengubah semuanya
Semua kebahagiaanku menjadi duka
Karena kau yang telah meremukkan hatiku
Baca juga: Karena Aku, Pernah Mengalaminya
Kau orang yang sangat aku puja
Tapi tega menggoreskan luka
Di hati yang pilu penuh sendu
Hingga aku remuk redam dalam kehancuran
--
Purbalingga, 03 Desember 2015
Sepertinya sama sekali yang sedang saya rasakan mbak.
ReplyDeleteHehehehe, ya begitulah :)
DeletePuisi yang apik, mbak. Ketika dibaca dan direnungkan pesannya nyampe banget. Dan kayaknya kalau digubah menjadi lagu bisa juga ini. Kayak puisi Rangga yang dimusikalisasi sama Cinta gitu deh :) (semoga istilah "musikalisasi"nya tepat).
ReplyDeleteMakasih, Mas Haryadi.. ya, itu dulu ketika sedang ngedown-nya. Terciptalah puisi itu.. hahaha
DeleteMemang orang yang paling kita puja
ReplyDeleteAdalah yang paling bisa menggores luka
Dia bukan tak paham kita merana
Tapi mungkin itulah yang diinginkannya
Terkadang, cinta yang membabi buta, bisa melukai diri sendiri..
DeleteHallo mbak ery, kita sering ketemu di ig tapi keknya jarang bersua di blog. Btw puisinya keren, penuh penghayatan dan perenungan yg mendalam. Keep it up ya mbak
ReplyDeleteOh ya.. pas BW jarang ketemu ya.. heheheh
Deletepernah ada di posisi ini dan sekuat tenaga bertahan tdk semakin terpuruk. sulit..tapi bukan hal yg mustahil..
ReplyDeleteYa, begitulah, mungkin setiap orang memang ada masanya terpuruk :)
Deletepatah hati emang sakit rasanya.. kata orang sik kalo mau menemukan cinta sejati kita kudu siap patah hati... tapi kalo saya sik gak siap
ReplyDeleteIya, begitulah, patah hati dan jatuh cinta jaraknya tipis banget.
DeleteRelate banget sama akuu, kak Ery.
ReplyDeleteAku sampai mau jadikan blogpost yaa..abis ini relate karena apa.
Memang berat mencintai seseorang yang bahkan ia gak pernah tau kita ada atau enggak.
Huwaaaa~
Ohh.. makasih banget, Mba Lendy. Kalau mau dijadikan blogpost oleh Mba Lendy :)
DeleteBiasanya, orang yang disayang memang berpotensi sangat besar untuk melukai yaa. Ahh suka dengan puisinya deh, jadi terinspirasi pengen buat puisi tentang patah hati juga, hehehe
ReplyDeleteHheheh, yuk, bikin puisi lagi, aku juga udah lama gak bikin puisi..
DeleteYahh memang begitulah, makanya gak terlalu diambil hati banget kalau lagi sama orang-orang terdekat. Biar kalau dikecewakan gak sakit-sakit banget, dan biasa saja.
ReplyDeleteIya, setuju banget nih..
DeleteTernyata benar ya, setiap orang pasti pernah merasakan masa-masa remuk dan hancur oleh keadaan
ReplyDeleteYupz.. betul betul...
Delete