Prompt #104 : Penebusan Dosa Untuk Yang Terkasih
(Sumber : tripadvisor.com) |
Kebebasan
selalu layak dirayakan. Maka selepas keluar penjara, yang diinginkan
ialah mengunjungi kedai kopi ini. Kebahagiaan akan semakin lengkap
bila dinikmati dengan secangkir kopi. Hanya di kedai kopi ini ia bisa
menikmati kopi terbaik yang disajikan dengan cara yang paling baik.
Langkah
kakinya masih ragu, langkahnya terhenti sejenak, dia memandang ke
seluruh penjuru ruangan dari pintu kaca kedai kopi. Mengingat
masa-masa di mana selalu dimanjakan oleh orang-orang terbaik yang
selalu menemaninya. Sahabat, rekan kerja dan para klien yang
sering menghabiskan waktu bersamanya. Dalam benaknya dia
bertanya-tanya, “Bisakah terulang kembali ke masa itu?”
“Selamat
siang, Pak,” seorang pramusaji cantik membuyarkan lamunan. Dia pun
bergegas melihat daftar menu kopi. Masih sama seperti dulu, pria itu
memesan kopi original yang hitam pekat. Baginya, untuk apa menikmati
kopi jika sudah terlalu banyak campuran bahan lainnya.
Baca juga: #FFKamis - Malam Berharga
Tak
berapa lama secangkir kopi hitam itu hadir di hadapannya. Dia
menikmati aroma yang harum sebelum mendekatkan cangkir ke bibirnya.
“Rasanya
masih tetap sama, meski sudah lima belas tahun berlalu,” gumamnya
sendiri selepas menikmati satu teguk kopi hitam itu.
“Alex..?
Kau kah itu?” tiba-tiba ada yang menghampirinya, sesosok pria yang
terlihat begitu kenal dengan dirinya.
“Rio?”
mereka berdua akhirnya duduk satu meja untuk menikmati kopi.
Bercerita tentang masa-masa yang dilalui selama lima belas tahun
terakhir, yang membuat Alex diam mengingat kenangan pahit.
“Oh,
ya, kau tahu dengan sahabat perempuan kita, Lusi?”
Alex
terdiam, bayangan masa lalu itu kian hadir di kelopak matanya.
Rio
pun meneruskan kalimatnya, “Kasihan dia, lima belas tahun yang
lalu, tepatnya sehari sebelum menikah, calon suaminya meninggal, dan
sampai saat ini dia belum bisa menerima pria manapun. Hampir setiap
hari dia menangis di pusara tunangannya itu.”
Alex
terus meneguk kopi sambil mendengarkan cerita dari Rio, batinnya kian
terasa teriris. Setelah dia menyiapkan diri dengan beberapa tegukan
kopi, dia berani berkata.
“Dan
aku dalang di balik pembunuhan Andre,” tukas Alex.
“Alex?
Kau...? Kau sedang tidak bercanda, kan?” Rio tidak percaya dengan
apa yang dikatakan sahabatnya itu.
Alex
tersenyum, kemudian melanjutkan, “Aku sangat mencintai Lusi, namun
tidak pernah terbalas, hingga rasa cemburuku membuncah dan membuat
otakku gelap. Aku sewa dua pembunuh bayaran untuk menghabisi Andre
sebelum hari pernikahan.”
Baca juga: Ketika Playboy Menemukan Cinta Sejati
Rio
menggeleng, seakan-akan bermimpi mendengarkan cerita dari sahabatnya
itu. Tak pernah terbayangkan sahabatnya senekad itu.
“Itulah
sebabnya, aku menghilang selama lima belas tahun. Kuhabiskan waktu
penyesalan di balik jeruji besi, berteman dengan beberapa preman dan
para begundal-begundal yang tertangkap. Aku ingin menemui Lusi, tapi
aku belum sanggup melihat kesedihan di wajahnya, masih segar di
ingatan saat persidangan, dia diam seribu bahasa dan merasa jijik
melihatku. Aku tidak tahu bagaimana cara untuk menebus semua dosa
ini. Jika dia mau membunuhku, kuterima, sungguh sangat bersedia jika
aku harus mati di tangan orang yang kucintai. Akan kuanggap itu sebagai penebusan dosa-dosaku untuk orang yang kucintai, Lusi. Sesungguhnya aku pun ingin minta maaf padanya.”
***TAMAT***
Post a Comment for "Prompt #104 : Penebusan Dosa Untuk Yang Terkasih"
Terima kasih telah membaca postingan pada blog saya. Silakan tinggalkan komentar, dimohon jangan menggunakan link hidup.
Terima kasih.
:) :)