Ketika Playboy Menemukan Cinta Sejati
KETIKA
PLAYBOY MENEMUKAN CINTA SEJATI
Oleh : Eri Udiyawati
“Kita putus, okay? Tidak
ada hal lain yang harus kita bicarakan lagi. Semua sudah berakhir.”
Ungkap Dito ke Maya. Maya hanya bisa menangis, tapi Dito berlalu
dengan cepat.
Kejadian hal seperti ini sudah sangat sering menimpa
pada mahasiswi di kampus ini. Dito dengan pesonanya sebagai pemuda
yang berkecukupan mampu menarik gadis-gadis di kampus. Dengan
ketampanan dan kemewahannya, Dito menjadi seorang Playboy. Mantannya
sudah lebih dari seratus orang, dan Maya adalah mantan pacar Dito
yang ke seratus empat.
Maya sudah sering dinasehati
oleh teman-temannya kalau Dito itu hanya main-main saja, tetapi Maya
tidak percaya. Maya terus terpengaruh dengan sihir pesona Dito. Dan
akhirnya Maya juga mengalami nasib yang sama dengan gadis-gadis yang
lain, ditinggalkan, disakiti hatinya dan tidak dipedulikan lagi oleh
Dito.
Semua mantan-mantan Dito
mengutuknya, semoga Tuhan membalas semua apa yang telah dilakukan
oleh Dito. Mereka akan sangat berbahagia jika mendengar Dito
mendapatkan musibah atau ditolak oleh seorang gadis.
Sampai saat ini Dito belum
juga mendapatkan gantinya Maya sampai Dito lulus kuliah dan
mendapatkan kerja. Dia bekerja di sebuah perusahaan otomotif dan
makin menambah pundi-pundi kekayaannya. Tetapi, dia sepi sebenarnya,
setiap kali mendekati wanita, tak ada wanita yang mau menerimanya.
Dito sudah dianggap Playboy oleh semua orang. Bahkan, banyak orang
tua yang melarang anak perempuannya untuk berteman dengan Dito.
Suatu malam, Dito menghadiri
pesta pernikahan teman kuliahnya. Di situ Dito diolok-olok karena
belum memiliki pendamping. Anak-anak sekelas saat kuliah, kini
tinggal Dito yang belum menikah, padahal usianya sudah menginjak tiga
puluh tahun. Dito memutuskan untuk segera pergi dari pesta itu. Dia
sudah tidak tahan mendengar cibiran-cibiran teman-temannya.
Sinar mentari menyusup dari
lubang-lubang kecil pada dinding yang terbuat dari bambu. Pancarannya
menyilaukan mata Dito yang membuatnya terbangun.
“Anda sudah siuman?”
tanya seorang perempuan yang duduk dekat tempat Dito berbaring.
“Di mana aku?” tanya
Dito bingung. Tempat apa ini? Kumuh dan tidak layak huni.
“Ini di gubug saya, maaf
saya tidak bisa mengantar Anda ke rumah sakit, dan saya tidak tahu di
mana keluarga Anda.”
“Memang apa yang terjadi
dengan saya?” Dito sungguh merasa bingung, apa lagi melihat
tubuhnya penuh luka dan lecet-lecet.
Perempuan itu menjelaskan
apa yang terjadi. Perempuan itu menemukan Dito sudah tergeletak di
pinggir jalan di pagi hari saat dia mau berangkat kerja ke pabrik.
Dito mengingat-ingat apa
yang terjadi. ”Ya, aku ingat sekarang, waktu itu aku hilang kendali
dengan mobilku. Hanya saja aku berhasil lombat dari mobil, dan
mobilku entah kemana, mungkin masuk ke jurang. Dan berapa hari aku
tidak sadarkan diri?” tanya Dito.
“Tiga hari, anda baru
siuman pagi ini.”
“Terima kasih, kamu sudah
menolong saya.”
“Iya, sama-sama.”
Mereka berdua berkenalan,
perempuan itu bernama Sofie, dia hidup sendiri di pinggir kota. Orang
tuanya entah di mana, sejak kecil Sofie tinggal dengan kakek dan
neneknya, Namun, sudah tiga tahun berlalu kakek dan neneknya
meninggal karena sakit dan tidak ada biaya untuk pengobatan. Kini
tinggalah Sofie seorang diri. Berteman dengan semua kesunyian di
malam hari.
Tiga minggu sudah berlalu,
dengan penuh sabar Sofie merawat Dito. “Kenapa kamu menolongku?
Kamu belum mengenalku,” tanya Dito saat Sofie membuka kain perban
di kaki kanan Dito yang luka.
“Sudah kewajiban saya
untuk menolong sesama, baik kenal atau pun tidak.”
“Kenapa kamu tidak
mengambil dompet di saku celanaku? Kamu bisa pakai uangnya.” ucap
Dito sambil memberikan dompetnya ke Sofie.
“Maaf, itu bukan milik
saya, tidak mungkin saya mengambil sesuatu yang bukan hak saya.”
Dito terpesona melihat
perempuan yang berkulit sawo matang ini. Jarang sekali Dito menemukan
perempuan yang memiliki hati lembut dan selalu menundukkan
pandangannya.
Setelah merasa cukup sehat, Dito berpamitan untuk pulang.“Aku janji, aku akan kembali,” ucapnya saat Dito akan pergi meninggalkan Sofie. Ada sesuatu yang hilang saat mereka berdua terpisah, Dito kehilangan senyum Sofie yang selau disembunyikan dari bibir manisnya, Sofie kehilangan tawa Dito yang belakangan ini menemaninya, dan selalu terdengar di telinga Sofie.
Empat jam kemudian Dito sampai di rumah, orang tuanya sangat bersyukur anaknya masih selamat. Karena cemasnya mereka sempat melaporkan ke polisi, tetapi polisi hanya menemukan puing-puing mobil Dito yang sudah terbakar masuk ke jurang.
Sofie dalam diam menunggu Dito. Dia terus mendo’akan agar Dito selalu dalam perlindungan Tuhan dan tak ada musibah lagi. Dalam diam selalu tersebut butir-butir do’a hanya untuk Dito. Sofie masih menunggu Dito meski seakan tak percaya. Sofie ingin menghilangkan wajah Dito dari kepolak matanya, tetapi bayangan itu enggan beranjak pergi. Ini membuat Sofie tersiksa karena sudah enam bulan Dito tak kunjung datang. Sofie hampir berputus asa dan tak ingin berharap lagi. Sofie mencoba menegarkan hatinya, bahwa yang selama ini dilakukan adalah hal benar, menolong seseorang karena sedang terluka. Dia menegaskan hatinya, bahwa tak pantas untuk mengharapkan Dito kembali lagi menemuinya.
Pagi dengan udara sejuk, suara nyanyian pepohonan tertiup angin membuat jiwa-jiwa lemah tegar. Membuat hati yang gundah menjadi damai.
“Sofie...” sapa Dito
saat melihat Sofie akan pergi untuk bekerja. Sofie masih terdiam tak
percaya yang memanggil dia adalah Dito.
“Dito?” ucapnya.
Dito tersenyum dan
menghampirinya. “Mau kan kamu ikut denganku?” tanyanya.
“Kemana?” Sofie ingin
tahu Dito akan mengajaknya kemana.
Dito berlutut di depan Sofie
dan menggenggam jemarinya. “Ikutlah denganku, jadilah istriku, aku
mencintaimu, Sofie.”
Sofie merasa terbang ke
awan, embun pagi terdengar gemercik seperti air terjun dan jatuh pada
danau cinta yang begitu bening. Bunga-bunga bersemi seperti di musim
semi. Kicau burung menyanyikan nada-nada cinta yang mengalun merdu
dan masuk ke dalam hati.
“Tapi aku...” Sofie tak
bisa menyelesaikan katanya.
“Jangan menolaknya, ini
permintaan kami.” kata Ibunya Dito yang tiba-tiba muncul di
belakang Dito, tetapi Sofie tidak menyadari kehadirannya.
“Aku berjanji, aku akan
membuatmu bahagia. Aku akui, dulu aku sering membuat wanita menangis
karena diriku. Kini aku insaf taka akan aku lakukan hal itu lagi,
demi cintaku untukmu, Sofie.” Dito mengakui masa lalunya yang
senang mempermainkan perasaan wanita.
Sofie menerima lamaran Dito. Mereka semua pulang ke rumah Dito. Dito dan Sofie segera melangsungkan pernikahan. Pernikahan untuk pertama dan yang terakhir. Dan Dito akan berusaha untuk menjadi suami yang setia, begitu juga Sofie akan berusaha untuk menjadi istri yang baik.
***TAMAT***
Wah siapa sangka, cinta sejati datang dalam pelabuhan ke 105. Glad for you Dit.
ReplyDeleteSaya bukan penggemar fiksi mbak, tapi kalau boleh ngasih inputan aja, untuk menambah porsi dialognya. Karena somehow berasa too short aja ceritanya.
Simpel ya ceritanya.
ReplyDeleteWanita tulus memang bisa meluluhkan laki-laki yang bahkan player sekalipun.
Jadi kayaknya "semua laki-laki sama" ga bisa disamaratakan ya 😊
Nice story mbak 😊
Baik, kalau cerita ini aku jadikan FTV, judulnya mungkin 'Jodohku Kepentok di No 105'. Tapi kalau versi film layar mungkin judulnya bisa '105' saja agar mengundang penasaran.
ReplyDeleteTapi saya sepakat, terkadang untuk menyadari suatu hal kita harus mengalami sesuatu yang membuat kita betul-betul memikirkan kejadian tersebut. Seperti Dito yang akhirnya tersentuh dengan perilaku Sofie setelah kecelakaan.
Ah..akhirnya si burung merak itu menemukan pasangan sejatinya.. Semoga mereka berbahagia selamanya..
ReplyDeleteEh mungkin ini yg dinamakan 'indah pada waktu-NYA' ya..
Mbak Ery, ceritanya indah sekali.. Tapiiii kalau boleh usul, boleh nggak, cerpen ini nggak dipisah jadi 2 cerita? Kan kayaknya cerita ini akan lebih indah kalau detail-detailnya digambarkan juga <3
ReplyDeleteTapi overall aku suka sama jalan ceritanya, setiap playboy bisa saja menemukan cintanya yang "mak deg"
ahhhh kenapa akhirnya dito bahagia mba.. ?? sebagai yang bernama maya aku tidak terima nih. hahaha
ReplyDeletesukaaaa mba sama cerpennya, bukan cerita yang baru sih tapi aku emang suka baca cerita cinta yang romantis. ditunggu karya selanjutnya mba eri.
Happy ending ya akhirannya. Semoga ga ada drama drama lagi sehabis nikah. Ibarat kata orang, jatah nakalnya sudah dihabiskan sebelum nikah hehehe.
ReplyDeleteWow banget ini si dito mantannya sampai 100. Eh tapi sanjay dutt aktor India itu mantannya juga hampir 100 kalau nggak salah sebelum akhirnya tobat. Hehe.
ReplyDeleteJodoh memang datangnya selalu dari arah yang tak disangka-sangka.
ReplyDelete...nanti bakalan dibikin sekuelnya, konflik dengan para mantan-mantan Dito gak nih?
Hiihi...menghadirkan bintang-bintang ternama, tentunya.