Ilusi Cinta - Part 3
Kecemburuan
Icha semakin menjadi. Sampai-sampai dia meminta kepada kelompoknya
untuk mengawasi pergerakanku dengan cewek lain. Dari genk Icha,
banyak yang mengintai aku join di server mana. Sedangkan dari
teman-temanku, menyarankan agar tidak usah peduli lagi dengan gadis
seperti itu. Dan yang tidak habis pikir, siapa sih Icha? Sekarang,
dia bukanlah siapa-siapa lagi, tapi anehnya dia selalu mengusikku.
Yang masih kupikirkan, hanya Nexia, bagaimana cara meminta maaf
padanya.
Dari
server satu ke server lain, aku berpindah-pindah terus untuk mencari
Nexia. Namun, tetap juga tak ada ada kabar tentangnya. Dia menghilang
begitu saja. Aku belum lega jika belum meminta maaf. Entah dia mau
memaafkan atau tidak, setidaknya aku telah berusaha untuk meminta
maaf atas kejadian yang memalukan waktu itu. Hah... semua itu membuat
kepalaku pusing dan membuat semakin benci, namun terasa perihdi hati.
Kini
kurasakan hidup tiada arti, bagai cenayang yang bergentayang di
tengah malam. Menyusup berkelok bersama angin tanpa arah. Pun tak
mengenal waktu. Sesuram inikah hidupku? Nafas ini seakan tiada guna
lagi, menahan sesak di dada yang terus menjangkit hingga menusuk ke
jantung. Semua keindahan dan keramaian, hanyalah semu tanpa warna.
Entah kepada siapa lagi aku meminta seseorang untuk membaca luka di
dalam mataku. Kehampaan ini semakin menjerat jiwaku.
Dan
tak kusangka, Ibu hadir di kamarku. Wajahnya terlihat lesu. Ada
masalah? Tapi, masalah apa selain melihat kondisi anaknya yang
seperti ini.
“Kamu
masih mencintainya?” tiba-tiba Ibu bertanya dan duduk di tempat
tidurku. Aku hanya menggeleng tanpa kata.
“Jika
tidak, kenapa kamu masih jatuh ke lautan asmara itu?” lanjut Ibu.
“Entahlah,
Bu, Adi tidak tahu apa ini. Aku membencinya, Bu... dia... “ tak
kuasa kuucapkan semua isi hati.
“Ibu
tidak akan melarangmu untuk jatuh cinta dengan siapapun. Tapi, tolong
dengarkan Ibu, sekali ini saja. Jaga kesehatan dan konsentrasi ke
masa depan. Kuliahmu itu sudah sangat terlantar, Di... sudah berapa
kali kamu mendapat surat panggilan dari kampus. Kalau kamu
terus-terusan begini, bisa-bisa kamu di-DO. Apa kamu enggak kasihan
sama Ibu dan Bapak?”
Terlihat
jelas kesedihan itu di mata Ibu. Durhaka juga aku, hanya karena
wanita aku mengabaikan perasaan orang tua yang telah berusaha
mati-matian untuk membiayai kuliah. Sedangkan aku selangkah lagi
mendapat keputusan dari kampus bahwa ‘Adi Nugraha’ dikeluarkan.
***
Mentari
pagi ini sehangat pelukan kasih sayang seorang ibu. Menyapaku dengan
senyuman dan warna orange keemasan megah membuat jiwa ini seperti
terlahir kembali. Kucoba tapaki jalan yang telah kudaki. Meruntut
semua perjalanan hati yang melelahkan dan membuat runtuh. Semua
tentangnya telah berakhir dan berlalu, hanyalah sebuah kenangan yang
bisa mengahancurkan diri ini sendiri. Kali ini, akan kudengarkan
nasehat ibu yang selalu mendoakan diriku.
Baca juga: Nasehat untuk Temanku
Pagi
ini kuhirup udara kampus, mencoba menghindarkan bayangan yang terus
menggantung di mata. Kujejali mata ini dengan membaca setumpuk buku.
Menyibukkan pikiran agar tak mampu mengingat tentang dirinya. Aku
akan pergi jauh dari rasa yang tak pernah mati, cinta yang tak
terbalas dan rindu yang tak pernah terhenti. Meskipun hati ini masih
meronta untuk menyebut namanya, tapi takkan kubiarkan harapan kedua
orang tuaku hancur berantakan hanya karena cinta buta.
Empat
bulan kujalani tanpa membuka mirc, mengalihkan perhatian pada
kesibukkan di dunia nyata. Keadaanku saat ini lebih baik. Dan ya,
dalam ingatanku sedikit berkurang tentang Icha. Meskipun terkadang
hati ini terus memanggil namanya di saat rindu itu mengulik dan
bermain di hati. Namun, otak selalu menolak akan kehadirannya.
Seperti kata pepatah, tidak ada salahnya memberikan kesempatan yang
kedua, tetapi terkadang logika harus berjalan agar hati tak
tersakiti.
Hingga
suatu hari, ada informasi di fanpages tentang informasi game
online. Rasa tertarik itu muncul kembali, apalagi game itu merupakan
kegemaran Nexia. Dengan harapan bisa menemukannya dan meminta maaf,
aku hadir kembali di dunia mirc. Untuk mengakali agar dia tidak
menghindar, aku menggunakan nick name lain, bukan ‘Adi’
melainkan ‘Nugraha’.
Game
berlangsung seru dan peserta lebih banyak dari game yang sebelumnya.
Kalah atau menang bukan tujuan utama, tetapi Nexia, kuharus
menemukannya. Meskipun banyak menyita waktu untuk tetap fokus pada
mirc lagi. Selain itu, aku juga meminta bantuan kepada Alex agar
mudah mencari Nexia. Usaha itu berhasil. Aku kembali menyapa Nexia
untuk meminta maaf. Namun, sepertinya dia telah geram pada diriku.
Sampai dia marah.
<Nexia>
Apa kau tahu? Seumur hidup pertama kali kudipermalukan, ya itu sama
cewekmu!
<Nugraha>
Nexia, aku mohon, maafkan aku... ini hanya salah paham. Saat itu aku
dan dia baru saja putus, jadi mungkin dia cemburu atau bagaimana...
<Nexia>
Aku tidak peduli dengan hubungan kalian, tapi tolonglah, jangan
memaki orang seenaknya di chanel. Bisa kan dia menyapaku terlebih
dulu secara private?
<Nugraha>
Iya, aku ngerti, aku paham dengan kondisimu saat ini... tapi tolong,
jangan menghilang lagi seperti kemarin. Jika dia masih memakimu,
kabari aku saja. Biar aku yang menegur dia.
Nexia
menceritakan semua kekesalan selama ini. Baginya, rasa cemburu itu
wajar jika ada seseorang yang dicintai dekat dengan orang lain. Tapi
yang tidak bisa diterima, arogansi Icha yang membuat Nexia malu di
depan semua anak-anak mirc. Dari kejadian itu, Nexia sering mendapat
teror sms maupun misscall dari nomor yang tidak dikenal.
Dan,
hingga saat ini, belum kutemukan jawaban yang sebenarnya akan Icha.
Apa yang diingikan dan diharapkan olehnya. Semua masih dalam bayang
semu dan sulit untuk diterka. Terlebih, kudengar cowok yang dari
Jakarta itu sudah sembuh, dan berusaha menemui Icha lagi, namun Icha
menolak untuk bertemu. Masih cintakah dia denganku? Atau hanya
perasaanku saja yang masih rindu? Walaupun semau sisa bayangan dan
cinta telah kutepis, tetap saja hati ini terus merintih merindukan
dia.
yayaa... semua masih dalam bayang semuu....
ReplyDeletemakanya saya masih menunggu lanjutannya...:-)
Next part 4
iya, mbak.. saya lagi nyoba ngebut yang ini :D mudah2 an cepat selesai, hihihi, makasih, Mbak :)
Deletewah, siapa yang meneror Nexia? Icha, kah? atau....hehehe...
ReplyDeleteDari Icha dan genk 😁😁😁
Delete