Cinta yang Terbalaskan Lelucon
Masa
remaja, masa di mana manusia mulai merasakan kebahagiaan dan
kesedihan. Silih berganti, datang dan pergi tanpa permisi layaknya
angin yang berhembus. Remaja, juga diidentikan mereka mulai jatuh
cinta. Mereka menganggap cinta itu sumber kebahagiaan yang hakiki,
meski sesungguhnya cinta mampu memporak-porandakan hati dan jiwa.
Dari
segenap rasa tulus dan percaya, cinta itu hadir pada seorang gadis
yang baru saja menamatkan sekolah berseragam putih abu-abu. Gadis
berusia delapan belas tahun itu memang tidak melanjutkan kuliah, dia
berencana akan membiayai kuliah sendiri sehingga dia bekerja. Untuk
pengalaman pertama, dia bekerja di sebuah cafe. Dan di situlah
kisahnya dimulai.
Dari
hari pertama kerja tidak ada sesuatu yang aneh, seperti biasanya.
Namun, di hari ke seratus satunya, dia melihat sosok pemuda manis
yang menggoda hatinya. Pemuda yang merupakan pelanggan cafe
itu telah menarik perhatian Riana. Bahkan saat Riana membawa makanan
dan minuman pesanannya, ia merasa gugup. Padahal mereka baru pertama
kali bertemu. Gila? Ya, mungkin gila, mungkin juga jatuh cinta pada
pandangan pertama.
Sejak
saat itu, Riana terus memikirkan pemuda yang belum diketahui namanya.
Malam-malam yang panjang menguntai rindu memaksanya hanyut dalam
penantian. Berharap bisa bertatap muka dengannya. Berharap cintanya
itu akan terbalaskan.
Bak
pucuk dicita ikan pun datang, suatu sore pemuda tampan itu hadir lagi
di cafe. Diam-diam Riana memperhatikannya, ingin rasanya dia
yang menyuguhkan hidangan untuk sang pujaan hati. Namun sudah
dilakukan oleh temannya, Indri.
Dengan
ragu dan berat hati, Riana berani berucap, "Ndri, itu cowok
siapa ya? Kayaknya aku pernah lihat deh," Riana sok kenal dengan
pemuda itu.
"Masa
sih? Kenal di mana?" Indri belum curiga akan pertanyaan Riana.
"Iya,
Ndri, cuma aku lupa, mau nyapa jadinya enggak enak, takut salah
orang," balasnya yang penuh kebohongan.
"Kamu
tahu, enggak siapa namanya?" Lanjutnya
"Itu
cowok namanya Dion, dia ahli desain grafis, dia ke sini itu diundang
sama pemilik cafe, buat ngedesain dinding cafe ini,"
jelas Indri.
"Oh
gitu, pantas aku pernah lihat dia kapan hari sama Pak Dylan,"
Tanpa
ada yang mencurigai, obrolan di dapur itu membawa Riana mengetahui
sosok laki-laki tampan yang dipuja-pujanya. Rasanya sangat sejuk,
seperti meneguk kesegaran dari jus mangga yang sedang dibuatnya untuk
pelanggan.
Kegilaan
Riana semakin menjadi. Dia terus berusaha mencari tahu siapa sosok
Dion yang sebenarnya. Beruntung saat ini di zaman internet dan mudah
untuk mencari data, terlebih memiliki akun media sosial. Pencarian
itu berhasil, dia menemukan semua jejaring sosial bahkan contact
BBM dan WA.
Bahagia!
Satu kata yang mampu untuk mengungkapkan rasa karena BBM Dion
sudah masuk dalam conctactnya. Berjalannya waktu Riana terus
menyapa Dion, meski jawabannya singkat. Tapi tak pernah putus asa,
dia selalu menanyakan kabar, mengucapkan salam, mengingatkan dia
untuk ibadah. Namun, jawaban Dion tetap saja dengan hari-hari yang
lalu, singkat, jelas dan padat.
Dion
yang memang ahli desain grafis, pendiam dan cuek. Lebih menyukai
laptop dan karya seni ketimbang meladeni obrolan basa basi. Baginya,
art merupakan dunianya. Seni mampu menjadi tempat curahan
hati, ekspresi, tantangan dan keindahan. Dion sangat rela
menghabiskan waktu berjam-jam bahkan seharian penuh hanya untuk
mendesain. Sebab itu, hanya singkat menjawab pertanyaan dari Riana.
Obrolan-obrolan
itu hanya mengganggu konsentrasi dan pemikiran jernih untuk
merangkaikan sebuh ilusi abstrak dan menjadikannya sebuah
karya. Namun, siapa sangka, sosok Riana itu sedikit berani memancing
emosinya di chat BBM.
"Malam,
Kak Dion," sapanya.
"Malam
juga,"
"Kak
Dion lagi apa? Udah makan? Jaga kesehatan ya, jangan begadang,"
"Iya,"
"Kak,
Riana boleh ngomong sesuatu, enggak?"
"Ya,"
"Kak,
sebenernya aku kagum sama Kakak, bisa ngedesain banyak hal. Dari
grafity, doodle, bahkan tata letak ruang. Riana salut banget
sama Kak Dion,"
"Makasih,"
"Eh,
sebenernya Riana bukan sekedar kagum loh sama Kakak, tapi
sangat-sangat kagum,"
Chatingan
itu berakhir tanpa balasan lagi dari Dion yang cuek tetapi mampu
menyedot perhatian Riana. Dia terus menerus memberikan semangat dan
sapaan setiap hari. Karena merasa terganggu dan gagal fokus, Dion
membuang contact Riana. BBM tak ada, tak masalah, masih
ada WA untuk berkomunikasi, terlebih Dion telah menjelaskan bahwa
BBMnya bukan untuk cewek melainkan hanya untuk diskusi dengan
master-master desainer.
Bukan
Riana bila patah semangat, tiap kali Dion ke cafe untuk
menggarap desain dinding, dia selalu memutarkan lagu Dia by Anji,
sampai-sampai semua pegawai di
cafe itu bosan
mendengar lagu itu . Tak cuma itu, Riana membuatkan
minuman khusus untuk Dion dengan penuh cinta.
***
Silih
waktu terus berganti menjadi berbulan-bulan. Dalam setiap doa yang
dipanjatkan hanya ada satu nama, Dion. Cinta tulus terus tumbuh dan
bersemi di hati Riana. Meski dia akhirnya harus pergi meninggalkan
kota kelahiran, dia mendapatkan pekerjaan di ibu kota.
Untuk
mengobati rasa rindunya, diam-diam mencuri foto Dion dari akun media
sosialnya. Riana terus semangat dan tetap semangat untuk menunggu
cintanya bersambut.
Hingga
suatu hari, Dion melakukan sesuatu di luar dugaan. Saat itu cafe
mengadakan event untuk open mic, menyediakan tempat
bagi komika-komika lokal untuk unjuk gigi. Tak disangka dan dinyana,
Dion ikut tampil. Yang menggelitik, semua materi yang disampaikan
merupakan obrolan dia dengan Riana melalui BBM dan WA.
Bahkan yang menyakitkan, dia merasa tidak pernah mengenal gadis yang
bernama Riana. Dia menyebutnya dalam materi Si Gadis Pengejar Cinta.
Semua orang tertawa, terhibur dan bahagia dengan pancelan-pancelan
Dion. Namun, tak ada yang tahu betapa hancurnya Riana ketika cintanya
dijadikan bahan lelucon.
Saat
temannya menceritakan semua, bahwa Dion membeberkan obrolannya dengan
gadis di acara open mic, hati Riana semakin teriris. Luka di
hati menganga dan bercampur aduk.
Dengan
jarak yang telah semakin menjauh, rindu, cinta dan kesal lebur
menjadi satu. Dion, mengapa sampai tega melakukan hal itu.
"Dion,
kamu tega!" Teriaknya, sendiri dalam kesunyian di balik jendela
kamar.
***TAMAT***
Bagus mba ceritanya, btw tp Riana PD banget yak wkkwkw aku si ga berani klo jadi Riana ;p
ReplyDeletehahha, makasih.. aah... aku lagi pengen buat cerita yang beda :D biasanya aku kalau buat cerita ceweknya yang agak gimana gitu.. nah ini ceweknya yang pantang menyerah deh pokoknya
DeleteJujur mbak saya mengalaminya saat ini jadi bacanya kena banget ke hatinya tapi dibalik semua yang saya rasakan pasti ada hikmahnya.
ReplyDeletewalaah, pas banget dengan kisahmu.. tapi aku gak nyontek kisahmu loh ya, hiihi.. tetap semangat deh..
Deleteduh.. open mic... jadi teringat...
ReplyDelete*eh lho malah curhat*
CIeee cieee yg teringat akan sesuatu :D
DeleteHuwahahhaha open mic, jadi inget minggu lalu nganterin adek yg penelitian skripsi ke para komika waktu open mic. Aduh itu Dion jahat banget ya, aku sih dicuekin aja udag sebel apalagi ampe dibikin bahan pen mic, haduh kalo aku langsung ilfeel deh ama laki macam Dion.
ReplyDeleteIyaa.. padahal cinta Riana tulus lohhh... aku yg buat aja sampai sebel ama Dion
Deletekisah yang mungkin dapat menginspirasi para remaja bahwa perasaan percaya diri yang ditunjukkkan Riana menjadi wajar dilakukan dijaman sekarang ini...hiii agresif deh ih...neng Riana teh
ReplyDeletehehehe, iya.. begitulah, Pak
DeleteRiana salah sasaran, cari yg lebih OK dari Dion :)
ReplyDeleteiya.. coba move on daah dari Dion :D
DeleteIhhhh jahat banget si Dion!!! Kesel! Riana juga sih kepedean. Kenapa nggak tarik ulur Aja gitu, sakit kan akhirnya
ReplyDeleteYa oloo nelongsonya Riana....udh kayak jatuh tertimpa tangga pula :( udahlah riana do your magic yaaa
ReplyDeleteDuh untung cuma cerita, kalau asli ceritanya betapa sedihnya hati si Riana ini. Tapi kita jadi eblajar sih untuk sebagai perempuan menjaga hati itu sangat penting jangan mudah jatuh ya.
ReplyDeleteSaat menemukan BBM, saya langsung bertanya-tanya...ini cerpen tahun kapan hahahaha. Tapi tar aja setelah selesai baca, baru liat lagi. Dan ternyata bener aja, 2016 tulisan ini dibuat. Trus bacanya tahun 2021, pantesan ada gap waktu hehehehe.
ReplyDeleteAnyway, teruntuk Riana...jangan bersedih ya Nduk. Bersyukurlah, setidaknya apa yang sudah kamu sampaikan pada Dion, telah menghibur hati banyak orang.
Untung udah pindah kota ya. ANdai masih satu kota mah bisa tambah gemes nggak tuh. Kadang cowok emang gitu. Kalau dia nggak suka sama cewek yang ngejar dia, bakal bilang nggak kenal dan sebagainya. Coba kalau yang ngejar dia adalah cewek yang dia suka, meski awalnya nggak kenal bakal bilang akrab. Dih, apaan. Hehehee
ReplyDeletedionnya nackalll ya,,, kayak deketin cewek buat riset bahan standup nya aja,, dih kesel bacanya
ReplyDeleteriana bersabarlah, kamu pasti bisa dapat cowok yang lebih dewasa dan baik daripada dion, ehehehehe
yaWahh aku pernah banget diposisi cowonya, tapi bedanya si cewe ini gak sebetina riana. Tapi sikap yang dia tunjukkan itu sama persis apa yang dilakukan riana, tapi respon yang kuberikan sama seperti mas dion ini, tapi ya gak sampe dibuat lelucon seperti itu.
ReplyDeleteWah cerita ini jadi keinget bnget sama masalalu, masa dimana dicintai orang tanpa diketahui dan seperti ada orang yang perhatian tapi tidak tau siapa dia.. huhu
huhuhu cowok kayak Dion ini harus dihindari, semoga gak ada lagi cewek-cewek yang seperti Riana yang cintanya dibalas lelucon
ReplyDeleteKisah cinta yang banyak terjadi ya mbak. Miris juga dengan endingnya.
ReplyDeleteSemoga Raina dapatkan cinta impian dia dengan cara yg baik dan mampu menutup luka yang dibuat Dion.
Juga semoga lebih banyak orang yg nggak meniru sikap Dion. Seperti kata mbak Cinta, yang Dion lakukan itu 'Jahhhhap!'