Merpati itu Kembali Terbang Bebas
Suatu waktu yang telah lama
bertahun-tahun. Merpati itu hanya terkukrung di dalam sangkar emas.
Ingin membebaskan rasanya tak mungkin, bagaimana bisa bebas? Seluruh
dinding sangkar tak memiliki celah. Kuncinya pun dibawa Sang Elang
yang melalang buana ke negeri antah berantah. Merana sudah Merpati
itu. Sendiri terkurung dalam sepi tanpa teman.
Namun, ia tak patah semangat, dia mencoba
terus mencari celah agar bebas. Hingga suatu hari, hujan lebat
mengguyur, sangkar emas itu terbawa banjir dan terombang ambing.
Benturan dengan bebatuan dan Merpati itu hampir saja mati. Tak bisa
berkutik apa-apa. Ia hanya mampu pasrah jikalau itu adalah akhir
hidupnya.
Dan takdir pun berbeda, ia terdampar di
suatu tempat yang baru. Begitu hijau pemandangan di sekitar. Bahkan,
ada kebahagiaan baru, dinding sangkar itu rusak. "Oh, mungkin
itu karena benturan dengan benda keras," pikirnya. Tak lama
kemudian, Merpati itu pun keluar, mengepakan sayapnya lagi. Bahagia!
Hanya kata itu yang bisa menggambarkannya.
Tapi ia, tidak mudah untuk melupakan
begitu saja akan kenangan lamanya. Merpati itu bertekad untuk mencari
Sang Elang, pujaan hatinya. Dengan sayapnya yang indah, ia menelusuri
seluruh pelosok negeri. Berharap, menemukan Sang Elang. Ah, namun
sia-sia, Elang itu seperti di telan bumi, atau memang benar-benar ke
negeri antah berantah yang tak ada di dalam peta.
Baca juga: 3 Hal Yang Hanya Dirasa Oleh LDR
Dan Merpati pun lelah. Pencariannya tak
ada hasil. Ia pun setengah menyerah, putus asa dan kecewa. Beruntung
dia bertemu dengan dua orang sahabat baru. Dua burung Cawi yang sama
cantiknya itu mengajaknya untuk terbang mengelilingi dunia. Dan
benar, begitu indah panorama ciptaan Tuhan itu. Merpati pun
terkesima. Begitu antusias dan melupakan kesedihan hatinya yang tak
pernah bisa menemukan sang Elang.
Baca juga: Antara Rindu dan Sendu
Bahkan, Merpati itu, bisa terbang untuk
bertemu dengan sahabat lamanya, Buruk Gagak Hitam yang jelek yang
pernah ada. Ternyata, burung Gagak Hitam itu sedang membantu pohon
yang digerogoti ulat. Meski pohon itu berteriak kesakitan, Gagak
Hitam itu terus mematuk ulat dan memakannya. Berangsur-angsur pun
pohon itu rindang kembali dan berbuah. Ah, Gagak Hitam itu memang
selalu berbuat baik. Dia tak kan pernah meninggalkan sahabatnya yang
sedang sakit, meski dulu si pohon itu pernah mengusirnya.
Baca juga: Menangis Pilu Dalam Keramaian
Dan ya, Merpati itu bahagia, melihat Gagak
Hitam itu masih aktif dan seperti dulu. Hanya saja kesibukan dan
kegiatannya sekarang ini sangat menyita waktu, bahkan Gagak Hitam itu
rela meninggalkan keluarganya sesaat demi tugasnya. Satu minggu
sekali ia bisa berkumpul dengan keluarganya.
Merpati itu pun cerita banyak tentang kehidupan selama ini. Tentang Elang yang entah di mana, tentang
kecewanya terhadap burung yang tangguh itu.
"Sudah kubilang dari awal, kau bodoh
jika mencintainya," celetuk Gagak Hitam.
"Yeah, mungkin kau benar, aku dulu
buta karena cinta dan pesona Elang yang begitu menggoda,"
kilahnya.
"Menggoda dari mananya? Melihat
wajahnya saja aku muak dan ingin menghajarnya," ketus Gagak
Hitam.
Merpati hanya bisa tertawa renyah
mendengarkan pemaparan dari sahabatnya itu.
Baca juga : Buang Status Jomblomu dengan 6 Cara Berikut Ini!
Setelah bercerita dan menitip salam untuk
keluarganya, Merpati itu pergi lagi. Melanjutkan petuaangannya untuk
menikmati keindahan alam. Dan yang terpenting baginya, dia bisa
melupakan Elang itu. Sedikit demi sedikit, Merpati mulai melepas
kenangan yang terus tersimpan di hatinya. Ia menyibukan diri, berbaur
dengan hal-hal baru. Menyambangi kawan-kawan lamanya yang terputus
yang tak pernah ada kabar. Hingga suatu hari, ia bertemu dengan
sesosok yang berbeda.
Sesosok yang lebih berbobot dari Elang,
matanya juga tajam. Sayapnya lebih indah dan menggelitik juga karena
badannya kekar.
Ah, ternyata dia Garuda jantan yang penuh
pesona. Bahkan, Merpati rela untuk berhenti dari mengelilingi dunia
ini. Segala pesona itu, telah mengalihkan dunia Merpati.
Dan pada akhirnya pun mereka saling
mengenal dan semakin dekat. Yang membahagiakan, tentunya mereka
saling mencintai dan memutuskan untuk tetap bersama.
***The
End***
Siapakah gerangan merpati itu?hahhaa dan siapakah Garuda itu hahaha >>pinisirin
ReplyDeletehi merpati jgn kau habiskan waktumu untuk Elang yang bahkan dengan teganya menutup duniamu kau berhak mendapatkan pengganti Elang yang jauh lebih baik :)
Hahaha siapa yaaa.. Mungkin burung-burung yg suka berkicau di belakang rumah :D
DeleteIya, merpati move on, gak mau terperangkap lagi ;)
Siapakah garudah jantan itu?
ReplyDeleteYg bisa terbang tinggi, xixixi eh itu GIA :D
DeleteHalo Merpati, selamat menikmati indahnya asmara yang baru bersama Garuda Jantan :D
ReplyDeleteSaat kita berhenti berharap pada yang tak bisa dipegang erat, kita akan bertemu yang lain yang bisa memeluk kita dengan erat. Kira-kira seperti itu ya :D
Terkadang memang harus ikhlas melepaskan. Sakit di awal mungkin, tapi dalam perjalanannya akan menemukan hal baru. Merpati yang kini bahagia bersama Garuda, semoga bahagia selamanya.
ReplyDeletewah cerita menarik mbak
ReplyDeletekisah merpati dan garuda
akhirnya bisa hepi ending ya
jadi penasaran siapa merpatinya siapa garudanya
ditunggu kisah lanjutan merpati dan garuda ini ya mbak
syukurlaaah..sang merpati akhirnya move on ya.. semoga bahagia selalu merpati bersama garuda pujaan hatinya.. ��
ReplyDeleteSiapa sangka bakal bertemu garuda ya disaat sedang berusaha melupakannya elang :P
ReplyDeleteAkhirnya bisa moveon juga ya si Merpati bersama Garuda yang lebih baik dari si Elang. Jadi teringat sama pengalaman masa lalu Hahahah
ReplyDeleteMenarik banget ceritanya, menggunakan burung-burung sebagai karakternya. Iya ya kita seringkali terpesona hanya pada fisik semata seperti Merpati yang terpesona pada Elang, tapi setelah kenal lebih lanjut ternyata nggak banget.
ReplyDeleteTerkadang kita memang harus berani melepaskan untuk menemukan kebahagiaan yang sejati. Yeaay, semoga berbahagia selalu Merpati dan Garuda Jantan.
Pada akhirnya akan ada suatu waktu kita bisa melupakan seseorang dan memulai kehidupan yg baru.
ReplyDeleteSaya jadi menebak-nebak, apakah ini hanya sekedar cerpen, atau menggambarkan kisah di dunia nyata, hehehe. Soalnya seperti personifikasi, kayak nyata 😁. Tulisannya bagus.
ReplyDelete