Senyum pun Palsu dan Tangis [Bukan] Air Mata Buaya
Terkadang,
melihat mereka yang di depan begitu ramah, sopan dan penuh senyuman.
Tetapi, pas di belakang, senyuman itu berubah menjadi sebuah cibiran
dan sinisan. Dan terkadang, karena sudah terbiasanya, hal itu
terulang-ulang terus, berkali-kali, tanpa merasa bersalah. Sisi
egoisme menguat, bahwa diri sendirilah yang paling benar, yang lain
salah.
Ah,
manusia, terkadang lidahnya itu jauh lebih pahit ketimbang
brantawali. Terkadang ada juga yang pikirannya lebih picik dari
seekor serigala yang terus meraung-raung. Dan orang seperti itu ada
dalam kehidupanku.
Terasa
aneh rasanya, sudah sekian lama aku menghadapi orang-orang yang
semacam itu. Begitu manis ucapan dan senyuman di bibirnya. Begitu
membuaikan, bahkan ketika ada orang yang mendengarnya bisa langsung
membius dan membuatnya melayang tinggi.
Dan
manusia seperti itu pun ada di dunia, ada dan nyata. Entahlah, atau
mungkin aku yang terlalu baper ketika berpaspasan dengan orang
sejenis itu. Ya, mungkin aku yang sedang mengedepankan rasa, sehingga
nyinyiran mereka terasa nancep di hati. Padahal, biasanya aku manusia
yang paling cuek yang tak pernah peduli dengan kata-kata orang lain.
Itu
salah satu senyum palsu yang kadang bisa memancing emosi dan
mengganggu konsentrasi. Untuk menghadapi orang seperti ini memang
harus kuat mental, seperti :
1.
Bersabar
Rasa
sabar memang sesuatu yang sulit, terlebih ketika hati dan otak sudah
mendidih, bisa buat kopi atau teh panas. Namun, ini cara yang sangat
ampuh untuk menghadapi manusia yang doyan nyinyir.
Baca juga: Kesalahan yang Sulit untuk Dimaafkan
2.
Cuek
Bersikap
bodo amat terkadang baik juga. Terserah apa kata orang, hidup gue
yang jalanin kok, susah gue yang nanggung juga, dan kalau seneng juga
gue yang nikmatin. Sadis emang sikap ini, tapi dari pada
bentar-bentar baper ya? Tapi, dipikir-pikir, sadisan mana coba? Sadis
yang nyinyir, atau yang cuek?
3.
Tabah dan Tegar
Sakit
hati, emosi, dan lainnya kalau mendapat cibiran itu hal wajar, yang
penting tetap tabah dan tegar. Enggak usah ikut maki-maki orang yang
nyinyir, biarkan mereka seenaknya berkata. Toh, Tuhan tidak pernah
tidur. Tuhan terus menyaksikan, mendengarkan dan merasakan apa yang
dialami semua umatnya, tanpa terkecuali.
4.
Tinggalkan saja
Kalau
sakit hati udah enggak tertahankan, mending pergi aja, mau dibilang
apa lagi, cengeng dan lainnya, peduli amat lah. Lebih baik
menghindari hal-hal begitu, demi kewarasan jiwa, otak dan jantung.
Dianggap pengecut ya sok atuh, enggak masalah. Yang penting kondisi
jasmani dan rohani kita tetap sehat.
Baca juga: Menulis Demi Menyembuhkan Jiwa yang Rapuh
Nah
itu, senyum palsu yang bisa menusuk dan bikin orang lain kurang
nyaman. Tapi, apakah setiap senyum palsu begitu? Tidak juga, ada juga
senyum palsu yang lain. Senyum itu selalu memberi kebahagiaan orang
lain, selalu berusaha ceria di setiap kesempatan bersama orang-orang;
siapapun mereka. Namun, seketika waktu, saat ia sendiri, hening dan
sunyi, dia akan menitihkan air matanya.
Senyum
yang biasa ia sebarkan, hanyalah seutas pemanis bibir, dan rasa
menghargai dan menghormati dirinya sendiri terhadap orang lain.
Karena tak mungkin ia tampakkan wajah murungnya pada setiap orang.
Karena tak mungkin rasa sedihnya ia bagikan begitu saja.
Dia
lebih menyukai menangis sendiri, untuk sedikit menghilangkan rasa
sesak di dadanya. Dan tangis itu, bukanlah air mata buaya yang
bertujuan untuk merayu. Bagaimana disebut air mata buaya, ia pun
menangis sendirian. Kalau pun ada yang bertanya, ia hanya mampu
menjawab, "Gak apa-apa," "Semuanya oke," "No
problem, I'm fine,"
Dan
begitulah manusia, ada yang hitam dan putih. Semoga aku bukan
termasuk dari golongan orang-orang yang suka mencibir, nyinyir,
menggunjing dan berbicara seenak kata pada orang lain. Dan kalaupun
aku begitu, tegurlah aku, ingatkan aku, teman-teman.
Selamat
hari Jumat, semoga keberkahan selalu menyertai kita.
Wuaaa sering aku ri nemu yang kayak gini, ibaratnya di depan msnis di belakang bagsikan empedu, pahit kumenerimanya
ReplyDeleteBiasanya persaingan antar perempuan nih wkkkk
hahaha ya emang gitu, padahal aku gak merasa bersaing dan gak mau saingan juga.. toh hidupku yang jalani.. :D
Deleteyah mba Er klo orang lain mah masih maklum klo depan manis belakang nyinyiers tapi klo sodara yang begitu?astagfirullah aku udah alamin itu lebih sakit terlebih benar2 sodara dekat hingga jatuhnya hinaan dan fitnah dibelakang. Maha Besar Alloh yang kasih saya kekuatan buat hadepinnya akhirnya lebih baik saya diam dan menarik diri *lah malah curhaaaat wkwkwk maaf abis pas banget dengan yang aku rasakan :p
ReplyDeleteAhhahah ya sama,Mbak Herva, aku pun mengalaminya dg keluarga sendiri.. Gpp curhat, bebas kok hihihi
Deleteaamiin..mudah2an yg keluar dari bibir kita itu yg baik2 aja ^^
ReplyDeleteAamiiin.. Iya, semoga.. Biar kita juga gak ikut mengakiti orang.
Deletethanks for sharing tipsnya mba, memang kayaknya stock sabar harus banyak yaa
ReplyDeleteIya, sama sama, Mbak. Sabar memang harus banyak dan gak ada habis ^^
Deleteprangas prenges bae
ReplyDeleteSeringkali memang kita dikelilingi oleh orang-orang yang bersikap palsu sama kita, tapi yang memang kita nggak bisa mengontrol jadi ya kita sendiri yang harus bisa mengontrol diri supaya tidak ikutan terpengaruh
ReplyDeleteAku pernah jadi orang seperti itu. Senyum sebatas formalitas tanpa ada ketulusan dari dalam hati. Bukan apa-apa, di beberapa kasus, itu aku lakukan karena situas dan kondisiku sedang tidak memungkinkan untuk membagi fokusku. Jadi, harap paham.
ReplyDeleteTerlepas dari semua itu, saya belajar kalau berhubungan dengan orang lain, sebaiknya tidak perlu memiliki ekspektasi berlebih pada mereka.
1st of all, kita tidak punya kuasa atas apa yang mereka pikirkan atau rasakan. Kedua, hidup kita sepenuhnya tanggung jawab kita. Pun demikian dengan kebahagiaan kita.
Urusan hubungan sama orang lain itu, satu hal yang saya pelajari adalah, jangan berharap banyak dari mereka. Karena biasanya ekspektasi terlalu tinggi pada orang lain (harusnya kan dia gini, mustinya dia itu gitu de el el) end up dengan kekecewaan saat orang itu tidak melakukan/menjadi sesuai ekspektasi.
ReplyDeleteFake smile itu lebih sakit sih mbak dibandingkan dengan di marahin langsung. Semoga terhindar dari orang seperti itu yaaa mbak.
ReplyDeleteAda yang bilang,
ReplyDeleteKita perlu sesekali cuek supaya tidak terlalu sakit hati. Mungkin ini cocok buat kita-kita (mungkin termasuk saya?) supaya ngga gampang baper saat berhadapan dengan orang2 yg mbak Ery ceritakan
Ya dimana-mana memang ada mbak orang seperti itu dan kita tidak bisa mengontrol mereka, bukan? Bener banget nih tipsnya ^_^ Sampai-sampai saya tuh punya prinsip cuek is the best dalam menghadapi orang yang seperti ini. Kalau dipikirin mah bisa jadi masalah dalam diri kita, hahaha
ReplyDeleteEmang terkadang harus punya stok sabar yang banyak ya mba. Terlebih kalau menghadapi orang yang nyinyir, karena kalau ditanggepin bikin cape hati juga. Tetap semangat! Insha Allah sabar ada hikmahnya.
ReplyDeleteAku paling gak bisa melihat orang-orang yang berbeda di depan dan di belakang.
ReplyDeleteTapi yang pasti, aku melakukan yang terbaik yang aku bisa. semoga gak menyakiti orang-orang yang kenal aku.
Ya memang selalu ada manusia seperti itu dalam setiap circle, baik itu keluarga, tempat kerja, kampung hingga di dunia maya. Tinggal bagaimana kita menyikapinya, lebih baik nggak usah berhubungan dengan manusia macam itu. Bukannya kita sombong atau memutus tali silaturahmi namun demi ketenangan hati dan kesehatan jiwa kita.
ReplyDeleteAnaknya ga bisa senyum palsu wkwkwk, kalau dipaksakan ketahuan senyumnya ga ikhlas. Nasib muka judes mbak.
ReplyDeleteTapi yaa namanya manusia sih, kalau aku asal orangnya ga nyenggol langsung sih aku ga masalah.
Karena kadang, aku sendiri tanpa sadar juga suka pasang senyum palsu pada saat-saat tertentu. Apalagi kalau ketemu orang yang suka kepo nanyain hal-hal sensitif yang sulit kita jawab.