Kenangan Masa Kecil yang Tak Kan Tergantikan
Sumber : www.pexels.com |
Masa yang paling indah adalah masa anak-anak. Di mana enggak harus berpikir mau kerja di mana, ada kondangan apa enggak, jalan-jalan apa enggak. Yang ada hanya sekolah biar orang tua senang, terus guru enggak marah, terus lagi main kelereng sampai puas. Hehehe, itu saya kali ya…?!
Waktu kecil, saya tergolong anak yang bandel, aktif dan katanya cerdas. Tapi sebagian orang menganggap saya anak nakal, karena kalau lagi main bersama beberapa teman, pasti ada yang nangis karena saya cakar, cubit, atau saya sewotin (masih juga kebawa sampai sekarang, saya suka sewot). Dibilang anak cerdas karena saya selalu mendapatkan peringkat di kelas. Pas kelas satu dan dua saya belum bisa nomor satu. Namun semenjak kelas tiga hingga lulus SD, saya mendapatkan peringkat pertama terus. Hahaha, sombong gini aja juga.
Dan kenangan masa kecil saya bermacam-macam, yang paling melekat ialah bermain bersama teman kelas. Seperti bermain congklak, sarug sunda manda, egrang, kelereng, baju-bajuan dari kertas, masak-masakan di kebun sekaligus rumah-rumahan, dan masih banyak lagi lainnya.
Kenangan masa kecil saya tergolong asyik, dan saya jarang menemui anak-anak sekarang bermain seperti zaman dulu. Sekarang anak kecil saja banyak yang sudah megang gawai, padahal alangkah baiknya ketika masih kecil bermain untuk mengenal lingkungan.
Baca juga: Media Sosial di Mataku
Sumber : www.pexels.com |
Hal yang sangat berkesan di waktu kecil saya sangat beragam. Kebetulan orang tua saya petani, sehingga saya sering menghabiskan waktu di sawah. Bermain di lumpur sawah yang baru saja dibajak oleh sapi, ikut menanam padi meski sebenarnya hanya mengganggu para pekerja. Dan tak jarang pula saya makan siang di gubuk pinggir sawah. Dulu nikmat sekali rasanya ketika menyantap nasi hangat, ikan asin, sambal, dan tempe gundil (tempe yang digoreng tanpa menggunakan tepung).
Selain itu kalau musim panen padi datang, saya tidak takut itu nanti ada ular atau tikus di gunungan jerami yang sudah diambil gabahnya. Saya jadikan jerami-jerami itu sebagai alas tidur. Nyenyak rasanya, seperti kasur busa.
Berlarian di pinggir sawah pun saya sering, padahal dulu jalannya masih jalan setapak berbatu yang bisa saja membuat saya tersandung dan jatuh. Tapi saya menikmatinya.
Itulah kenangan masa kecil yang tak kan pernah terlupakan sampai saat ini. Memory itu masih terukir jelas di dalam kenangan. Kadang saya ingin mengulanginya, kalau teman-teman bagaimana dengan kenangan masa kecilnya? Ayo share kenangan masa kecil di day 25 dalam BPN 30 Day Challenge.
ranking 1 ... pada lah :D hehehe tp ternyata tak berlanjut di SMA hehehe :D kalah saing opo memang waktu sedikit berangkat jam 5 pagi pulang jam 6 :(
ReplyDeleteIya, pas jaman SD - SMP ranking e apik, pas SMK aku ya melorod, bebeh sinau hahaha
DeleteAduh enak sekali waktu kecil bisa main di sawah sambil makan siang dgn nasi yg masih hangat plus ikan asin dan tempe goreng....
ReplyDeleteMasa kecil kalo di kenang lebih bangak asyiknya ya mbak,......saya udh menulisnya di blog saya satunya.
Iya, karena saya tinggal di desa, jadi saya bisa ke sawah. Sebenarnya sekarang juga pengen ke sawah, tapi kadang sok sibuk yang enggak bisa dilewati, hehehe
ReplyDeleteGalak bener mbak, waktu mbak kecil... Alhamdulillah yang keterusan hingga sekarang adalah cerdasnya, dan pasti bijak, karena ada yang bilang kalau kecilnya nakal (cerdas) besarnya jadi bijak
ReplyDeleteHehehe, iyaa saya kecilnya emang nakal. Hihihi.. Mudah2 an saya jadi orang yang bijak
DeleteWahahaha... saya dulu kalau pas diajak pulkam juga disuruh bantuin nenek panen padi.. kadang cuma bantu ngeriti kadang juga bantu gebukin padinya. Sekarang mah udah banyak mesin jadi lebih mudah dan hemat tenaga :D
ReplyDeleteIyaa sekarang udah ada mesin penggiling padi..
Delete