Review Buku 'Autumn Kiss': Tentang Cinta dan Rasa yang Pernah Terpisah
Hallo, Everybody. Pada
akhirnya saya bisa menyelesaikan membaca buku ini. Padahal buku ini
sudah lama terpajang di meja kamar saya. Tapi dengan segala macam
alasan, saya baru selesai membacanya. Dan lucunya, pas saya cerita ke
suami, eh ternyata sudah tahu jalan ceritanya kek mana. Saya tanya
dong, “Emangnya Mas udah baca buku ini?” saya penasaran.
Dijawabnya, "Udahlah, udah lama kali baca buku ini. Dari pada
gabut pas di rumah, ada buku ngejogrog ya dibaca." Mendengar
jawaban suami saya langsung ngakak. Yang niat baca siapa, yang sudah
menyelesaikan membaca siapa. Dan buku ini tuh dibeli dari zaman kami
masih pacaran. Waktu itu sih aslinya pengen ketemu, tapi alasannya ke
Gramedia untuk beli buku. Ha, memang modus saya. Loh ini cewek
yang modus?
Judul
Buku: Autumn Kiss
Penulis:
Christina Juzwar
Tebal:
288 halaman; 20 cm
Penerbit:
PT Gramedia Pustaka Utama
Editor:
Eka Pudjawati
Design
Cover: Marcel A.W.
Oh ya, sebelum membahas
lebih lanjut untuk buku ini, saya infokan sesuatu dulu, ya. Ini novel
bergenre romansa dan untuk orang dewasa. Sebaiknya malah usia 21
tahun ke atas dan atau yang sudah menikah.
Baca juga: Review Buku Sejingga Jilbab Senja
Novel ini mengisahkan kehidupan
Bianca Soedibyo yang porak poranda karena berpisah dengan suaimanya
warga Australia yang tinggal di Queenstown, New Zealand. Bianca
akhirnya kembali ke Jakarta dan menyibukan diri dengan pekerjaannya
sebagai pengacara. Dan bosnya ialah Owen Tanaka, merupakan temannya
sendiri yang berketurunan Jepang.
Di Jakarta, Bianca mulai
memiliki kehidupan baru karena berpacaran dengan Ian. Dia sangat baik
orangnya, bahkan sangat-sangat mencintai Bianca dalam seperti apapun.
Hingga suatu hari, Bianca
mendapatkan kabar, bahwa temannya, Zivanna-dipanggil Zie, meninggal
dunia akibat penyakit kanker payudara stadium empat. Bianca seakan
tak percaya dan segera pergi ke New Zealand, rumah Zie dan suaminya,
Lee. Dan mereka juga memiliki seorang putri kecil bernama Grace yang
masih berusia delapan tahun.
Dan sejak hari pertama Bianca
menginjakan kaki di New Zealand. Semua kenangan itu terbuka kembali,
terlebih yang menjemputnya di bandara Queenstwon ialah mantan
suaminya, Levy Welsh. Bianca marah tapi juga menerimanya dijemput
Levy karena Lee tidak mungkin menjemputnya. Di dalam mobil SUV milik
Levy, Bianca tertidur hingga sampai di rumah Lee, di kota Arrowtown.
Dan Bianca terbangun sudah siang hari. Oh, betapa nyenyaknya
dia tidur di mobil hingga dipindahkan ke kamar namun tak sadarkan
diri. Di dalam rumah Lee juga hadir sahabat lainnya seperti Peter dan
Nia. Peter ini merupakan koki andal yang selalu siap menyajikan
makanan yang sangat lezat. Mereka semua berkumpul untuk mengantarkan
Zie ke peristirahatan terakhirnya.
Di hari kunjungan ke rumah
duka, mereka tampak kalut dan seakan tak percaya kalau sahabat dan
keluarga mereka meninggal dunia. Bianca pun terpuruk. Bahkan dia
seakan tak percaya kalau Zie sudah meninggal. Ia terisak sesunggukan
di dekat peti mati Zie. Dan mau tak mau Bianca menangis di pelukan
Levy.
Baca juga: Sakit Namun Tak Berdarah
Hingga malam, tepatnya di waktu dini hari, Bianca tidak bisa tidur yang kemudian berdua dengan Levy di dekat api unggun. Bianca mabuk dan bertengkar dengan Levy. Iya, Bianca tidak suka ketika Levy terus memberi perhatian yang lebih pada dirinya. Bianca marah. Sambil terhyung-huyung badannya, dia berjuang masuk ke kamar untuk tidur. Sial. Dia salah kamar. Bukan kamarnya yang disinggahi, melainkan kamar Levy. Bianca marah-marah ketika Levy mengetuk pintunya. Levy menghalang di depan pintu agar Bianca tidak pergi, dan pada akhirnya perdebatan yang mereka lakukan berujung sebuah ciuman yang mendarat di bibir Levy. Dan Bianca tiba-tiba tersadar bahwa ada Ian yang sedang menunggunya di Jakarta. Bianca pun marah sendiri dan pergi meninggalkan Levy untuk tidur. Dan terbangun kesiangan kesiangan untuk acara pemakaman Zie.
Hingga malam, tepatnya di waktu dini hari, Bianca tidak bisa tidur yang kemudian berdua dengan Levy di dekat api unggun. Bianca mabuk dan bertengkar dengan Levy. Iya, Bianca tidak suka ketika Levy terus memberi perhatian yang lebih pada dirinya. Bianca marah. Sambil terhyung-huyung badannya, dia berjuang masuk ke kamar untuk tidur. Sial. Dia salah kamar. Bukan kamarnya yang disinggahi, melainkan kamar Levy. Bianca marah-marah ketika Levy mengetuk pintunya. Levy menghalang di depan pintu agar Bianca tidak pergi, dan pada akhirnya perdebatan yang mereka lakukan berujung sebuah ciuman yang mendarat di bibir Levy. Dan Bianca tiba-tiba tersadar bahwa ada Ian yang sedang menunggunya di Jakarta. Bianca pun marah sendiri dan pergi meninggalkan Levy untuk tidur. Dan terbangun kesiangan kesiangan untuk acara pemakaman Zie.
Karena perhatian Levy dan ciuam
itu Bianca mulai bimbang, apakah kembali lagi ke Levy, tapi sementara
di Jakarta ada Ian yang sedang menunggu kepulangannya. Bianca
benar-benar bingung harus bagaimana, dia heran pada perasaannya
sendiri. Selama ini sudah membenci Levy teramat dalam, namun kini
justru perasaannya kian berubah terhadap mantan suaminya itu.
Kejadian yang tak menyangka
juga terjadi ketika Levy mengajak ke Queenstwon, tempat usaha baru
Levy. Bianca mencoba menebak kalau perusahaan itu masih sama dengan
yang dulu, perusahaan alkohol, tapi tebakannya itu salah besar. Levy
sudah benar-benar berhenti dari perusahaan itu dan diberikan kepada
adiknya. Selain itu Levy sudah berubah menjadi pria dewasa yang baik.
Pagi buta itu mereka berdua
menuju ke The Grey House, tempat usaha baru Levy. Yang mana terdapat
bungalow yang indah dan damai. Levy memojokan Bianca bahwa dirinya
masih sangat-sangat mencintainya. Merindukannya. Dan ingin kembali
lagi. Bianca tak kuasa untuk menepisnya. Mereka larut dalam kenangan
masa lalu yang indah yang pernah mereka rasakan.
Sepulang dari Queenstown Bianca
langsung istirahat. Namun kejutan terjadi. Ada tamu yang datang. Ian.
Iya, Ian tiba-tiba hadir di depan rumah Lee dan membuat kaget semua
seisi rumah termasuk Bianca.
Bianca canggung, kaget dan
bingung. Terlebih ketika Levy dan Ian berkenalan. Untung saja Lee
tiba-tiba mengatakan kalau dirinya ingin ke toko. Ian langsung
menyambar dan ingin ikut. Tentu saja Bianca ikut.
Di toko Gracie's milik Lee dan
Zie mereka melihat barang-barang antik; karena toko ini memang
menjual barang-barang yang antik. Saat Ian memberikan sesuatu ke
Bianca, tiba-tiba ada telepon. Lee panik karena Grace kabur dari
rumah neneknya yang ada di Queenstown. Mereka bertiga seketika
gelagapan. Ian dan Bianca segera menyusuri jalanan namun tak ketemu
juga. Sehingga akhirnya mereka pulang ke rumah Lee.
Bianca ingat kalau Grace dan
Zie suka istirahat di kamar atas toko. Malam itu mereka sigap ke
sana. Namun Ian tak ikut, justru Levy yang ikut. Lee meninggalkan
Levy dan Bianca di toko untuk menunggu, siapa tahu Grace akan ke
toko. Sedangkan Lee akan mencarinya di beberapa tempat kesukaan Zie.
Hal tak terduga terjadi di
antara Levy dan Bianca. Mereka bertengkar di toko. Levy tidak terima
kalau Bianca masih tetap memilih Ian dan melupakan begitu saja apa
yang mereka lewatkan di pagi buta itu. Bianca menangis dan
menjelaskan bahwa dirinya masih bingung harus memilih siapa. Levy
atau Ian?
Bianca menangis hingga tertidur
di toko. Dia terbangun ketika mendengar rintihan Grace di kamar atas.
Levy mencoba menenangkannya. Grace menangis karena belum rela kalau
kehilangan ibunya. Dia pergi dari rumah neneknya untuk ke kebun
binatang; suatu hal yang biasa Grace lakukan bersama Zie ketika
sedang bingung maupun suntuk.
Levy, Bianca dan Grace akhirnya
kembali. Lee merasa lega kalau putri semata wayangnya sudah di depan
matanya lagi.
Sementara itu badai besar
sedang berkecamuk di dalam hati Bianca. Levy or Ian. Salah
satunya akan tersakiti dan keputusan itu harus segera diambil. Dengan
sangat canggung Bianca mencoba untuk berbicara dengan Ian. Dia
mengatakan sejujurnya bahwa dirinya telah mengkhianati cinta Ian.
Bianca berharap mendapatkan kemarahan dari Ian, namun Ian memaafkan
dan berharap bisa bersama lagi. Tetapi Bianca mantap untuk melepas
Ian. Dan Ian menerimanya dengan sangat lapang dada. Namun dia tetap
berharap Bianca akan kembali lagi dan memulai lembaran baru.
Setelah Ian pulang ke Jakarta,
Peter dan Nia juga kembali ke Australia, tinggallah Bianca yang masih
di New Zealand. Levy benar-benar berharap kalau dirinya bisa rujuk
kembali sebagai suami dari Bianca. Namun keputusan Bianca sudah
bulat. Untuk saat ini dia ingin menenangkan hatinya. Sebelum pulang
ke Jakarta, Bianca ke makam Zie terlebih dahulu. Kemudian dia
diantarkan Levy ke Bandara. Di dalam pesawat ada hal yang mengubah
hati dan pikiran Bianca. Levy! Iya, hatinya berbicara kalau dirinya
memang membutuhkan Levy. Okay, Bianca turun dari pesawat dan
mencoba mencari Levy di parkir bandara. Dan ternyata dia masih
menunggu, berharap kalau Bianca mau menerimanya kembali. And is it
true? Yes, they are falling in love again. Mereka benar-benar
jatuh cinta lagi!
Kesimpulan:
Seperti yang sudah saya
jelaskan sebelumnya, novel ini cocok dibaca untuk orang yang sudah
dewasa. Ceritanya menggunakan plot campuran. Iya, ada cerita yang
menyambung dari awal, tiba-tiba kembali ke masa lalu, ke masa sepuluh
tahun pertama kali Bianca dan Levy berkenalan di pernikahan Zie dan
Lee. Ceritanya tidak menguras air mata namun cukup membuat hati
merasa campur aduk. Penulis berhasil membawa pembaca merasakan
kegelisahan dan kebimbangan Bianca yang mana bingung memilih
Levy-sang mantan suaminya ataukah Ian-kekasih barunya.
Novel ini juga bisa dibilang
memberitahu kepada kita bahwa kesempatan kedua itu bisa saja ada.
Selama kita berusaha menjadi lebih baik. Ya, seperti Levy. Sebelum
berpisah dengan Bianca Levy ini seorang pemabuk berat bahkan sempat
KDRT. Dan itu alasan mengapa Bianca meninggalkannya. Tapi Levy tidak
patah semangat, dia menyadari kesalahannya dan berusaha untuk
mengubah perilaku, sikap serta kepribadiannya. Sehingga dia menjadi
orang yang lebih baik. Levy berhasil bermetamorfosis.
Baca juga: Karena Aku, Pernah Mengalaminya
Selain itu juga mengajarkan
kepada kita untuk jujur terhadap perasaan kita meskipun akhirnya
menyakiti hati seseorang. Bianca jujur kepada Ian. Itu baik meski
menyakitkan. Setidaknya Bianca tidak memberikan harapan palsu kepada
Ian. Jelas. Putus ya putus. Tidak ada embel-embel ini dan itu lagi.
Itu perlu banget nih, prinsip kita. Cinta ya cinta. Tidak ya tidak.
Biar hati lega.
Dan yang satunya lagi ialah
ikhlas. Ikhlas kehilangan seseorang yang dicintai untuk selamanya.
Seperti Lee yang ditinggalkan istrinya. Lee ikhlas dan mencoba move
on untuk kembali bersosialiasi tidak mengurung diri. Karena kalau
mengurung diri terus bisa-bisa bayangan Zie akan selalu hadir dan
membuatnya makin sedih. Sedangkan ikhlas yang satunya ialah ikhlas
dan merelakan orang yang dicintainya untuk menentukan pilihannya.
Meski menyanyat hati, harus ikhlas melepas orang yang dicintainya itu
hidup bahagia. Seperti Ian yang merelekan Bianca.
Okay-lah, itu saya rasa
sudah sangat panjang untuk menuliskan isi dari Buku Autumn Kiss
karya Christina Juzwar. Buku yang bagus bagi penikmat kisah
roman dan bisa menjadi referensi bacaan di akhir pekan. Selamat
membaca.
Akkk mau baca mbak, btw aku dah lebih dr 21 tahun lho wkwk
ReplyDeleteAw aw, cie udah lebih dari 21 tahun. Hati-hati, jangan ikutan sedih pas baca bukunya. :D :D
ReplyDeleteKayaknya aku pernah baca. Aku inget namanya, Bianca Soedibyo
ReplyDeleteIya, ini memang buku lama. Baru kelar baca udah 2 thn dibeli. Hahaha
Deletedewasa banget ya bukunya, kayak nonton soap opera-nya orang-orang bule ituuuh.. tapi lumayan ya ngisi waktu baca kalo bacaannya "enak" kayak gini
ReplyDeleteiya, jadi yang belum nikah sebaiknya jangan baca buku ini. hahahaha
Deletewow, seru banget ya mbak jalan ceritanya. Dan emang dewasa banget seh, jadi emang harus banget yang udah 21 tahun yang boleh bacanya.
ReplyDeleteTapi aku penasaran banget dengan latarnya ya, pasti cakep banget di NZ kalau dijadikan film atau gimana
hehe, latarnya yang jelas menawan banget. di NZ gituloh. di musim semi di mana banyak daun yang gugur. aduh syahdunya, wkwkwkwkw
DeleteKok aku kasian sama Ian ya, hahaha
ReplyDeleteAku jadi ingat drakor kemarin di mana si istri pergi karena suaminya pemabuk sehingga terjadi KDRT. Well kalau madih cinta emang susah. Tapi kalau udah berubah lbh baik, kenapa tidak untuk kembali
Iya, Ian kasihan. Tapi ya itu yang namanya sebuah kisah. Harus ada yang tersakiti dan mengalah.
DeleteIya, kalau bener-bener berubah seperti Levy, why not? Dari yang galak jadi lembut. Dari yang pecandu minuman keras berhasil tidak meminumnya lagi.
Sudah lama gak baca buku. Sebenarnya kurang suka dg model cerita yang balikan kaya gini. Tapi harus coba dibaca dulu
ReplyDeleteIya, saya juga kepikiran Ian jadinya. Hahaha kasihan dia.
DeleteCinta lama bersemi kembali. Temanya itu ya mba... Btw, aku juga suka mbaca novel mba. Klo cerita fiksi...kadang begadang juga bisa..tapi kalo buku2 yang isinya "berat"...mbaca bentar aku kok trus capek yaa....wkkk
ReplyDelete..wkkk..
Makasih mba, reviewnya. Menarik
Hahaha, sama, Mbak.. kalau buku yang isinya berat malah saya jadi ngantuk. Wkwkwkwwk
DeleteOke, Mbak, sama2
CLBK..ini, daripada cari ganti yang lama aja dijalani lagi
ReplyDeleteKeren babget novelnya , Suka jalan cerita dan setting ya.
Kalau buku baru bisa kezel nih penulis dan pembaca, karena reviewnya mengandung spoiler...sampai ending dituliskan kwkwk.
Makasih reviewnya mbak
Iya, berhubung buku lama jadi saya berani sampai akhir dan menjadi spoiler. Hehehe..
DeleteJalan ceritanya emang bagus, terus setting tempatnya juga bagus.
Haha suaminya kayak Abi saya. Ada buku numpuk di bawah rak, malah beliau yg baca duluan. Seneng yaa punya pasangan hidup yg pny hobi yg sama. Kalau cerita bisa nyambung
ReplyDeleteHahaha, iya jadinya kalau cerita nyambung. Lagian juga pasti penasaran, ada buku numpuk di meja, udah saya beli tapi malah saya gak pernah ngebacanya. Pasti penasaran buku apa sih. Terus jadinya baca. Hehe
DeleteIya aku baca kisahnya dari resensi itu emang plotnya maju mundur. Dan memang agak susah tertebak ya mba. Tapi novel dewasa ini bagus juga jadi pilihan bacaan :)
ReplyDeleteIya, endingnya susah ketebak. Karena hati Bianca yang galau. Dan ya, plotnya maju mundur.
DeleteTerus bikin hati deg-degan. Hahaha
wehh asyiik bener nih mbak ceritanya heee
ReplyDeleteIni Ian beneran nggak ada drama sama Bianca ya mbak, langsung ngerelain begitu aja
Kalau gitu mah, syarat akan sweetnya nih hheeee
Keinget itu buku di rumah juga nimbun anet belum di review heee
Iya itu Ian begitu aja. Dia ikhlas, enggak ada cerita Ian marah-marah sama Levy. Intinya Ian merelekan apapun selama Bianca bahagia. Huhuhu, bikin sedih.
DeleteWaahh... akhirnya balikan lagi ya dengan Levy. Sesuai harapanku nih pas baca review bagian atas hehehee.. Tapi kasihan Ian juga yaa.. sampai udah nyusul segala ke NZ.
ReplyDeleteIya, jadi enggak tega sama Ian. Dia udah jauh-jauh dari Jakarta datang ke NZ, tapi malah diputusin.
DeleteWow, reviewnya duetil, Mbak. Untungnya bukan buku baru, hehehehe. Cerita romansa memang selalu menarik dan bikin terhanyut. Tapi kalau aku pribadi nggak bisa terus-terusan baca novel kayak gini. Hehehe. Aku suka yang ada fantasi-nya. Ya yang imajinatif gitu.
ReplyDeleteIya, kalau buku baru saya juga enggak berani sedetail sampai akhir gitu. Kisah romansa memang selalu apik dan unik. Dan ya kadang menguras perasaan sendiri. Hihihih
DeleteEndingnya happy forever yak. Tapi kasihan juga si Ian yak. Udah jauh jauh menyusul dari Jakarta.
ReplyDeleteIya, happy ending, tapi ada hati yang lara, si Ian..
DeleteUdah lama aku gak baca novel romantis hehe. Karena di rumah ada anak anak yang kadang suka kepo tapi pengen juga nih baca
ReplyDeleteIya, Mbak, saya juga sudah lama banget enggak baca buku. Beli tahun 2017 eh baru dibaca bulan kemarin. Kan bener-bener kacau saya.
DeleteYa ampuun mbak aku baca dari awal sampai habis cerita nggak berasa banget, mengalir begitu aja tau tau udah habis haha.
ReplyDeleteHahaha, iya kisahnya begitu mengalir.. Hehehe, terima kasih Mba Lina
DeleteAku baca reviewnya jadi serasa baca novelnya lgs loh mbak. Jalan ceritanya juga nudah dimengerti kok walaupun ada kilas balik. Aku suka akhirnya bahagia hihihi walaupun Ian hrs kehilangqn Bianca
ReplyDeleteHehehe, karena ini novel baru jadi saya ulas lengkap. Ya, memang kasihan Ian. Merasa gimana gitu. Udah jauh-jauh datang dari Jakarta, tapi dia akhirnya pulang dengan kekalahan. Duh mirip lagunya Sheila on 7, aku pulang... wkwkwkwk
DeleteDuh, udah lama banget deh gak baca novel daam bentuk buku. Walopun seringnya baca dalam bentuk ebook, ngangenin juga deh baca buku fisik gini. Jadi penasaran sama bukunya. Semoga bisa dapet dan baca langsung deh. Seru kayaknya.
ReplyDeleteSaya juga baru memulainya lagi. Dengan mulai membaca buku yang dibeli tahun 2017. Hahaha
DeleteBuku lama yaa...ternyata perlu dua tahun ya mbak, sejak jalan-jalan di Gramedia itu..wkwkwaka? Saya justru baru tahu tentang buku ini mbak...thanks reviewnya
ReplyDeleteWkwkwkw iya, dua tahun cuma menuh-menuhin meja saya. Dan yang baca duluan itu malah suami. Dan saya enggak tahu. Kan kebangeten banget saya. Hahahah
DeleteBagus jalan ceritanya dan seru. Emang Bener nih bukunya khusus untuk dewasa karena ceritanya juga tentang kehidupan dewasa
ReplyDeleteIya, Mbak, jalan ceritanya seru. Dan ya bener memang untuk yang sudah dewasa.
DeleteAku masih anak-anak nih mak, tapi baca ulasannya malah penasaran dengan cerita lengkapnya juga. Sejujurnya nih aku sudah jarang baca novel juga.
ReplyDeleteHahaha, masih anak-anak, kelas berapa,Mbak. hahahaha..
DeleteSaya juga baru memulai lagi untuk membaca novel. Ya diawali dengan buku yang sudah lawas juga. Hehehe
Kasihan Ian. Hiks.
ReplyDeleteDibelain nyusul ke New Zealand segala. Eh, malah diputusin. Tapi gimana lagi ya. Masih cinta.
Udah lama banget nggak baca novel roman. Tokohnya nggak terlalu banyak. Ceritanya juga gak terlalu belibet. Jadi pengen baca buku ini mbak
Iya, kasihan Ian. Rasanya enggak tega banget, ya.
DeleteNah, bener, yang saya suka di novel ini ceritanya enggak terlalu belibet. Tokohnya juga enggak banyak. Jadi enak bacanya.
Duuh aku masih 17 nih mvak gimana dong, tapi tetep baca ah reviewnya. Penasaran hahahahaha
ReplyDeleteKalau ada info untuk dewasa, pada mulai ngaku muda-muda nih. Wkwkwkwkw pisss :D
DeleteGenre romance bukan bacaan fav saya sih, tapi suka banget baca reviewnya, jadi kebayang jalan ceritanya gimana.
ReplyDeleteBaca buku roman emang menyenangkan, ya,Mbak.
DeleteOkay,Mbak, sama-sama..