Tertinggal Senja di Jembatan Linggamas
Halo, jumpa lagi dengan saya.
Dan masih cerita tentang perjalanan. Karena setiap perjalanan itu
akan memiliki kenangannya tersendiri.
Setelah sebelumnya saya
menceritakan tentang Sanggar Darimu, Bokol, perjalanan kami belum
usai begitu saja. Dari Desa Bokol kami lanjut ke awasan Wisata Susur
Sungai Klawing, Linggamas, Kedungbenda, Kemangkon, Purbalingga.
Tempat wisata ini cukup unik karena terdapat di pinggir Sungai
Klawing dan di bawah Jembatan Linggamas (sebuah jembatang yang
menghubungkan antara Purbalingga dan Banyumas, sehingga disebut
Linggamas). Dengan modal Rp 5.000 per orang, kami masuk menuju
kawasan wisata Linggamas, Kedungbenda tersebut. Ternyata sudah sore
semakin ramai saja. Banyak wisatawan yang datang untuk menunggu
sunset.
Tetapi kami tidak langsung ke
tepi sungai, masih duduk-duduk di atas di tempat duduk yang sudah
disediakan oleh pengelola setempat. Duduk di atas pinggiran Sungai
Klawing itu rasanya asyik juga. Semilir hembusan angin dan ditambah
senja yang mulai menyapa, membuat suasana kian asyik. Terlebih
ngobrolnya pun sangat kental tentang seputar gosip wisata yang ada di
Purbalingga. Dan ya, kami masih bertiga, saya, Pak Suami dan Mas
Bangkit. Meskipun bertiga, ngebahas tentang wisata itu enggak ada
matinya dan semakin seru.
Dari atas sungai matahari terlihat mulai tenggelam |
Aslinya kami juga sedang
menunggu teman satunya lagi, yaitu Mas Aam, videographer
sekaligus selebgramnya Purbalingga. Tapi sudah setengah enam petang
batang hidungnya tidak nongol-nongol. Sehingga kami berinisiatif
untuk turun ke Sungai Klawing. Kami mencoba untuk menyaksiskan
sunset, tapi apa daya, sudah hampir terlambat. Padahal kalau dilihat
dari mata telanjang, matahari itu tampak bulat sempurna. Alhasil
hanya foto-foto sebentar. Niat mau susur sungai dengan perahu kecil
atau memakai gethek juga tidak jadi. Iya, alasan safety
juga sih, sudah cukup petang masa mau main di tengah sungai. Ngeri
ah, terlebih lagi banyak mitos-mitos yang bersliweran tentang Sungai
Klawing.
Giliran turun ke sungai, udah tenggelam aja mataharinya |
Setelah cukup puas mengambil
foto di perahu, ada suara yang memanggil dari kejauhan. Ternyata Mas
Aam sudah sampai, tapi masih di atas jembatan. Dia memfoto dulu
sunsetnya baru mau turun.
Sampainya Mas Aam di tepi
sungai, sesi foto-foto pun lanjut dengan kameranya. Kemudian lanjut
juga bikin vlog untuk konten youtube-nya Mas Aam. Okelah, kami
bertiga belum jadi naik. Setelah pembukaan vlog, kami naik menuju ke
Cafe Girli.
Akhirnya Mas Aam turun juga, jadi kami bisa foto bertiga deh Foto: @amm_riyanto |
Dan ternyata, jalan dari
pinggir sungai klawing, naik ke Cafe Girli itu bikin ngos-ngosan,
Guys. Apa mungkin karena faktor usia saya sudah menginjak
kepala 3? Atau memang saya yang jarang olahraga? Hahaha.
Di Cafe Girli kami duduk sambil
memandangi lampu jalan yang mulai menyala. Ngobrol-ngobrol lagi
bertiga karena Mas Aam sibuk dengan kameranya. Dan pastinya kami juga
menunggu menu untuk mengisi perut kami (terutama saya)
Cafe Girli | Foto: @aam_riyanto |
Saya pesan air mineral saja,
karena di Sanggar Darimu saya sudah cukup kenyang, sedangkan Pak
Suami pesen teh tarik dan Mas Bangkit pesen kopi original khas di
situ. (Maapkeeun, saya lupa nama kopinya). Oh ya, sama Mas Aam
pesen eh teh manis. Dan yang tidak boleh terlewat itu mendoan. Kami
pesen dong seporsi mendoan itu. Terus langsung deh dicocol sama
sambal kecap specialnya. Menurut owner dari Cafe Girli,
Mas Seto, mendoan yang tersedia di sini itu unik karena bumbunya beda
dari yang lain. Memang sih tampak sekilas irisan cabai dan kecap,
tapi ternyata ada campuran bumbu kacangnya. Mau dimakan biasa saja
enak, mau jadi lauk nasi juga nikmat.
Mendoannya, uhh.. nikmat abis |
Ngobrol ngalor ngidul dah bareng Mas Seto | Foto: @aam_riyanto |
Cafe Girli ini juga buka dari
jam empat sore sampai pagi. Standardnya sih katanya sampai jam
dua belas malam. Tapi pada kenyataannya, makin malam makin banyak
orang yang nongkrong dan ngopi. Bahkan, beberapa kali sudah pagi pun
masih ada tamu, yakni mereka-mereka yang sudah lelah menjarah ikan di
Sungai Klawing. Mereka mampir ke Cafe Girli, istirahat sambil
menikmati secangkir kopi atau menu lainnya.
Jadi, kalau kita lagi dalam
perjalanan terus lewat Linggasmas sudah malam dan ngantuk, akan lebih
baik kita melipir ke Kawasan Wisata Susur Sungai Klawing, Linggamas,
Kedungbenda dan mampir ke Cafe Girli. Bisa istirahat dan merebahkan
badan sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.
Sudah gelap, Guys, mari kita pulang |
Dan malam pun kian menyapa, mau
enggak mau kami harus pamit dong. Karena esok hari kami harus
beraktivitas lainnya. Sebenarnya masih betah banget tapi apa boleh
buat, waktu jua yang harus memisahkan. Cieee..
Okay, sampai di sini
dulu, semoga saya punya kisah perjalanan yang lainnya, khususnya di
Purbalingga dulu yang deket dan murah meriah. Hahahahaha.
Terima kasih.
Untuk menuju ke lokasi harus bawa kendaraan pribadi atw ada angkutan umum mbak?
ReplyDeleteAngkutan umum juga bisa, Mbak. Tapi kayak semacam odong-odong gitu. :D
DeleteLebih baik pakai kendaraan pribadi, sepeda motor atau mobil.
itu foto2nay bagus , kalau akus udah aku bikin puisi
ReplyDeleteAku lagi mati kutu enggak bisa bikin puisi, Mbak.. tolong, Mbak, hahahha
DeleteSelalu cinta dengan senja di manapun berada.
ReplyDeleteSenja selalu memberikan cerita yang elok, dimanapun itu
Deletemendoannyaaaaa duh, dari tampilannya aja udah menggoda.
ReplyDeleteaku demen mendoan khas purbalingga dan sekitarnya, karena digoreng agak basah gitu kan
tapi guriiih dan enyak banget!
Hmm kebayang enaknya menyantap mendoan ditemani kopi. Btw, kopinya enak ya Mbak Ery?
DeleteMba Nurul: Iya, mendoan khas Banyumasan itu yang masih basah. Enak, dicocol sambel kecap oke, ditemani rawit juga bisa.
DeleteMba Mugniar: iya, Mbak. Kopi lokal, katanya sih enggak bikin perut kembung, kebetulan yang menikmati kopinya itu Mas Bangkit.
DeleteKangen sama mendoan euy...Boleh juga nih Cafe Girli nya...menunya sesuai dengan suasana di sekitarnya...semoga lain kali bisa dapet sunsetnya ya kak...
ReplyDeleteIya, semoga lain kali pas ke sini, pas ketemu sama sunset yang bagus
DeleteLucu juga ya, namanya gabungan dari Purbalingga dan Banyumas. Matahari terbenamnya cantik banget
ReplyDeleteIya, Purbalingga - Banyumas jadi Linggamas :D
DeleteHarga tiket masuk ke tempat wisatanya murah ya ... bagusnya karena suasananya indah.
ReplyDeleteRata-rata wisata di Purbalingga yang dikelola oleh desa setempat, tiket masuknya masih murah meriah. Rp 5.000 aja sudah bisa masuk
DeleteMendoan!
ReplyDeleteJodohnya teh hangat, dinikmati bareng kesayangan!
Mantul!
Betul betul... makan mendoan sama teh hangat, aduh nikmatnyaaa
Deletetetep indah kok Mbak Ery meskipun sunsetnya ketinggalan. Ng, mitos yang beredar di sungai Klawing ini macam apa Mbak?
ReplyDeleteIya, Mbak, terima kasih. Mitos Sungai Klawing itu bervariasi banget. Kalau dari masyarakat setempat, Sungai Klawing merupakan sungai larangan. Yang mana kalau masih gadis atau perjaka dilarang main di situ. Ada yang bilang nanti jadi perawan/perjaka tua. Itu yang saya dengar, Mbak.
DeleteSaya belum pernah ke Purbalingga. Semoga ada rezeki dan kesempatan main ke sana. Mendoannya menggoda
ReplyDeleteAamiin aamin.. semoga bisa ke sini, ya, Mbak.
Deleteuwooo mb ery, saya ngiler nih sama mendoannya. bgmpun, mendoan daerah barat jateng itu kan bedaaaa hihihi. oh ya, keren ya dr girli bisa liat sunset. berasa di pantai
ReplyDeleteIya, mendoan kami itu masih basah-basah sedap gitu. Iya ini, berasa kayak di pantai. Apalagi nanti kalau airnya sudah naik pas musim hujan, jadi sungainya terlihat lebih luas lagi.
Deleterindunya bisa makan di alam luar sambil dengerin bunyi jangkrik, semilir angin, dan aroma tanah ataupun rumput
ReplyDeleteSuasana kayak gitu bikin damai hati ya,Mbak.
DeleteDuh, senjanyaaa
ReplyDeleteTempatnya nongkrong-able yak.
Probolinggo punya tempat yang kekinian jugaaa.
Iya, asyik buat nongkrong dan ngobrol sama temen-temen
DeleteSuatu hal yang langka saat ini bisa nongkrong dipinggri sungai. Surga rasanya apalagi bisa menikmati mendoan dicocok sambel kecap
ReplyDeleteRasanya betah banget dan enggan pulang deh
DeleteNext kayaknya harus kesana deh mba biar merasakan feelnya suasana nyaman bngt dah gitu gak begitu Mahal tiketnya
ReplyDeleteSiap, Mbak. Tiket murah, makanan di Purbalingga juga masih murah meriah. Hihihihi
DeleteMba Ery tau ndak asal kata Girli itu? Hehehee... pinggir kali ;)
ReplyDeleteMendoannya euy menggoda banget, sambel kecapnya istimewa juga tuh pake campuran kacang juga. Bisa habis banyak deh kalau aku yang jajan di situ. Pengin juga sekali-sekali minta ditemani Idah Ceris ntar susur Purbalingga. ;)
Iya, Mbak Uniek, tahu. Karena memang cafenya di pinggir kali. Ayok lah main ke Purbalingga. Iya, kabar-kabarin juga Mba Idah dan kawan-kawannya. Sudah lama juga saya tidak jumpa sama mereka.
Deletemendoan dan sambal kecap, mantap abis... saya pun bakal pesan teh hangat. teman yg pas untuk nikmati malam
ReplyDeleteyupz, makan terus lupa diet kalau udah makan mendoan hahaha
DeleteBelum pernah saya mampir ke Purbalingga, jadi penasaran dengan kota ini jadinya.
ReplyDeleteAyo, Mbak, main ke Purbalingga. Insya Allah siap jadi guide, hiihi
DeleteNama kafenya unik, menyematkan lokasi jadi gampang juga diingat ya.
ReplyDeleteCocok juga tuh minum teh tarik sambil ngemil mendoan di pinggir kali. Trus menikmati senja dan ngobrol, komplit deehhh
Iya, Mba Wati. Suasana dan makanannya bikin betah. Jadi rasanya komplit banget deh
DeleteAsyik ya mba bisa wisata di pinggir sungai, bisa naik geteknya juga. Sore-sore sambil melihat sunset tambah mantap.
ReplyDeleteIya, Mbak. Asyik dan menyenangkan. Tapi pas naik getek saya takut banget. Secara itu pakai bambu, ya. Dan berat badan saya sekarang melar. wkwkwkwkwk
DeleteWisata Susur Sungai Klawing, Linggamas, Kedungbenda lalu mampir ke Cafe Girli. Noted Mbak.
ReplyDeleteYes, Mba Lina.
DeleteAku paling demen banget sama senja, karena warna senja itu meneduhkan hati. Haseeeekkkkk... Kalau lihat senja tuh berasa bergetar gitu deh hatiku.
ReplyDeleteHahahaha, iya, senja itu selalu memberikan keindahan dan keteduhan. Hehehe
DeleteSenjanya indah..
ReplyDeleteApakah aktivitas di kala senja juga masih ada?
Atau sekedar ngopi syantik di cafe Girli?
Hihii...ikutan makan mendoannya doonk...
Kebanyakan setelah mengambil foto-foto sunset mereka pulang. Naik getek sampai maghrib-maghrib juga gak berani, jadi mending ambil aman aja, ngafe sambil ngopi cantik di cafe girli.
DeleteYupz, betul betul, tapi bandaranya belum jadi, Mbak. Wah, pas mudik kabar-kabar, Mbak. Kali aja kita bisa ketemuan hehehe
ReplyDeleteKependekannya lucu ya, linggamas, purbalingga - banyumas. Syahdu ya mb, suasananya.. Kirain tadi mau cerita kisah mistis sungai klawung. Hihi..
ReplyDeleteIndah tapi suasana agak-agak harus hati-hati juga ya, gak bisa malam-malam tetap bertahan di situ. Bayangin naik getek magrib-magrib ngeri wkwkwkw. Tapi asyik banget deh ngopi di kala menelang malam di Cafe girli
ReplyDeletewah penasaran juga nih kafe beginian ya, pasti seru bikin acara di sini ya. Kalau dekat sungai pas lihat matahari tenggelam, masya Allah pasti akan indah bangets.
ReplyDeleteSuangainya bersih dan pemandangannya bagus..kayaknya emang bagus datang pas sore hari...menjelang malam ya..apalagi ada kafenya
ReplyDeletesuka liat sunsetnya...sendu romantis hehe