Susahnya Menjalani Social Distancing
Mewabahnya Covid-19 itu cukup membuat saya dan keluarga was-was, pasalnya kami enggak semua Work From Home. Iya, suami saya tetap bekerja karena memang di bidang telekomunikasi. Layanan konsumen tentu penting, apalagi di saat seperti ini, tentu kebutuhan koneksi internet semakin meningkat karena banyak yang stay at home. Dari harus menerima aduan pelanggan, pemasangan baru, upgrade paket dan lain sebagainya. Sehingga mau tidak mau, harus masuk kerja, namun dengan protokol kesehatan dan perlindungan diri yang memadai. Dan di tempat kerjanya juga dalam sehari ruangannya disemprot desinfektan sebanyak dua kali.
Kalau saya bersyukurnya sedang menjalani cuti melahirkan selama tiga bulan dari April hingga Juni 2020, sehingga saya bisa fokus di rumah saja. Setidaknya saya mengurangi interaksi dengan orang-orang luar rumah.
Baik suami dan saya saat ini menjalani social distancing meskipun cukup sulit. Suami di kantor tentu paling sulit untuk menjalankannya. Beruntung masih bisa jaga jarak dan tidak bersentuhan (bersamalan) dengan siapapun. Sedangkan saya sulit menjalani social distancing ketika ada tukang sayur lewat. Itu berhentinya di depan rumah saya, nah ketika berhenti, tentu saja tetangga yang pada mau belanja pada datang, termasuk saya. Nah di sini susah sekali untuk menerapkan social distancing. Mau mengusir tetangga sendiri, nanti gimana, bisa-bisa gosip bertebaran, mau enggak menegur tetapi belanja sambil ngerumpi. Jadi ya, tukang sayur kalau berhenti di depan rumah saya itu bisa hampir satu jam karena yang beli sambil pada ngegosip dulu.
Soal rumpi merumpi juga bukan hanya ketika tukang sayur lewat, tetapi bagi kami di desa itu banyak sekali yang suka ngerumpi ketika sore hari. Sehingga dengan adanya social distancing membuat kaget sebagian warga. Bersyuurnya sebagian warga ada yang menyadari, demi kebaikan bersama, kami mencoba melakukannya meskipun berat. Dan berharap semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Rasanya sudah ingin berjumpa dengan teman-teman semua.
Itulah social distancing di tempat saya yang masih sulit untuk dijalankan. Kalau teman-teman bagaimana? Share di kolom komentar, ya. Terima kasih.
Dan tulisan ini merupakan Day 5 dalam BPN 30 Day Ramadan Blog Challenge 2020.
Post a Comment for "Susahnya Menjalani Social Distancing"
Terima kasih telah membaca postingan pada blog saya. Silakan tinggalkan komentar, dimohon jangan menggunakan link hidup.
Terima kasih.
:) :)