Dan Pada Akhirnya, Saya Ikutan Mengalami Drama PPDB Online Juga!
Hallo, Guys. Jumpa lagi blog www.erycorners.com setelah hampir satu bulan dibiarkan. Semoga tidak sampai lumutan. Hehehe. Ternyata menjalani aktivitas sebagai ibu muda (anggap saya masih belia :P) itu luar biasa. Lagi ingin ngedraft ada yang nangis, terus parahnya lagi, kalau anak lagi tidur, saya ikutan tidur. Jadi, niat hati mau ngeblog terlewatkanlah. Dan kali ini membuat tulisan ini, membutuhkan niat dan kegigihan yang sangat super.
Ceritanya saya itu mendaftarkan adik saya untuk melanjutkan ke jenjang ke SLTA. Kita semua tahu, kan, bahwa sekarang menggunakan zonasi dan pendaftarannya secara online.
PPDB Online Jawa Tengah tahun 2020 itu dibuka mulai tanggal 17 Juni 2020. Dan hari itu, adik saya langsung mengaksesnya yang ternyata belum bisa diakses karena mungkin servernya belum ready atau gimana, atau mungkin overload terlalu banyak yang mengakses sehingga tidak bisa dibuka.
Saya mencoba untuk menenangkan adik saya yang sudah uring-uringan takut tidak terdaftar padahal batas akhir pendaftaran masih lama sampai tanggal 25 Juni 2020. Alhamdulillah adik saya tenang. Dan keesokan harinya mulai mengaksesnya, dan Alhamdulillah berhasil input data untuk mendaftar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), bukan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Alasannya tentu karena zonasi, karena SMA terdekat dengan rumah saya itu jaraknya lebih dari 7 km. Memang masih masuk dalam wilayah zonasi, tapi dilihat peluangnya kecil karena yang jaraknya 0 km sudah banyak banget. Mau daftar ke lewat jalur prestasi, nilai adik saya kurang tinggi, peluangnya sangat-sangat kecil. Akhirnya mencari aman dong, masuk SMK yang tidak pakai zonasi. Tetapi meskipun begitu, tetap ada saja dramanya.
Berkas yang diunggah masih kurang
Sudah memfoto dokumen kelulusan, ternyata masih ada yang terlewat, yaitu pakta integritas. Untungnya saja bisa didonwload di situs PPDB-nya. Berhubung di rumah belum ada printer, maka adik saya ngeprint di warnet. Pulang ke rumah langsung mengisi kolom 'titik-titik' dengan tulis tangan. Terus pas mau difoto dilihat-lihat lagi jelek tulisannya, akhirnya batal, dia ngetik di laptop dan balik ke warnet untuk mengeprint. Sekaligus ke toko peralatan kantor untuk membeli materai, karena dokumen tersebut harus ditanda tangani di atas materai.
Setelah semuanya beres, tinggal diupload. Eh, masih ada drama lagi, koneksi internet kami tidak lancar. Yang akhirnya pending dulu sampai petang baru bisa diupload.
Tidak bisa mengeprint bukti pendaftaran
Setelah menyelesaikan tahap demi tahap dari pengajuan akun, verifikasi akun, mengunggah berkas, memilih sekolah tujuan dan jurusan yang diminati, ada tahapan selanjutnya, yakni mengeprint bukti pendaftaran. Saya kira klik simbol printer bisa disave di pdf, namun ternyata langsung mengarah ke menu print.
Berhubung hari sudah gelap, kami menunggu hari esoknya untuk ke warnet. Dan hari yang ditunggu pun datang. Pagi hari, saya dan adik saya pergi ke warnet dengan semangat untuk mengeprint bukti pendaftaran. Sampai di sana, Alhamdulillah sepi, jadi tidak perlu mengantri. Kami masuk bilik nomor dua. Langsung menyalakan komputer, buka google chrome, terus memasukan situs PPDB Online Jateng. Eng ing eng... ditunggu-tunggu tidak tampil tampil, koneksinya lelet sekali. Ditunggu sampai setengah jam, tidak kebuka juga itu halanan PPDB Onlinenya. Akhirnya kami ke kasir, mengeprint dari komputernya. Ternyata, koneksi di komputer kasir cukup lancar. Dalam hati saya berkata, "Kenapa koneksi yang buat user lelet, buat dirinya lancar?" Setelah menunggu beberapa saat akhirnya bukti pendaftaran berhasil print.
Drama Nilai Pas-pasan
Adik saya yang satu ini memang luar biasa. Daftar sekolahnya pakai drama banget. Setelah melakukan registrasi, ternyata nilainya ngeri-ngeri sedap. Karena masih kejaring tapi rankingnya nomor 10 dari bawah. Kan ketar ketir banget, jadi kami tanggal 23 dan 24 Juni 2020 datang ke sekolah, kira-kira masih bisa masuk apa tidak. Jawabnya tentu masih bisa kalau tidak ada nilai yang lebih tinggi lagi sampai batas akhir pendaftaran.
Alhasil, saya sampai tanggal 25 Juni 2020, memantau terus hasil seleksi tersebut dan datanya masih belum berubah sampai sekarang tanggal 29 Juni 2020. Semoga diterima, biar tidak pusing lagi. Ya, karena pengumuman resminya tanggal 30 Juni 2020. Mohon doanya ya, semoga adik saya lolos dalam PPDB Online SMK di Jawa Tengah ini, wilayah Kabupaten Purbalingga.
Okaylah, itu drama yang kami alami. Memang tidak sedrama dengan yang lainnya tapi ini cukup bikin pusing kepala. Dan drama pendaftaran sekolah ini, tidak hanya adik saya yang satu ini yang akan melanjutkan ke SMK. Masih ada si bungsu yang harus mendaftar ke SMP dan pendaftaran baru dibuka minggu ini. Semoga tidak ada drama yang merepotkan. Lelah hayatiii.
Update: Alhamdulillah, adik saya sudah diterima di sekolah pilihannya. Terima kasih untuk semua doa-doanya. :)
Bisa login ulang mbak di PC, ke warnet ku aja hihihi sini
ReplyDeleteHohoho. Dinikmati saja bu Ery. Biar jadi bagian dari kisah klasik di masa depan. haha
ReplyDeleteAku bacain curhat para ibu tentang PPDB Online ini jadi ikutan gemes sendiri, hehehee... Aku memang tidak mengalami karena anakku sekolah di swasta, tapi ikut merasakan kekesalan dari teman-teman yang ikutan PPDB Online.
ReplyDeleteWoww...aku juga merasakan drama PPDB online 2 anak sekaligus. ALhamdulillaah semua sudah diterima di madrasah terbaik :) Ada unggahan dokumen juga seperti KK, akte dan nilai raport di 5 semester. Waktu itu drama pas upload ukuran dokumen masih lebih dari 1 MB. Alhamdulillaah setelah browsing2, anakku yg sulung bisa mencoba2 terus.
ReplyDeleteDuh bacanya ikutan deg degan Alhamdulillah terlewati dengan baik dan adek bisa masuk sekolah idaman yaaa...
ReplyDeleteWaaaa. Ikut lega banget baca berita baiknya. Selamat, ya. Semoga makin semangat sekolahnya,berkah ilmunya.
ReplyDeleteDrama masuk sekolah itu memang selalu ada aja ya. Apalagi perpindahan jenjang pendidikan macam ini. Makasih sharingnya ya Mba, paling tidak untuk belajar dan pengetahuan. 2 tahun lagi harus siap-siap nih.
ReplyDeleteSering banget lihat postingan teman-teman di medsos tentang drama PPDB online ini. Dan kemudian membayangkan gimana saat si sulung saya nanti ya. Sekarang sih dia baru kelas 3 SD. Apakah saya bakal merasakan drama yang sama juga kelak? Hahahah
ReplyDeleteAgak ribet sekarang ya Mba karena pakai sistem zonasi. Beberapa teman juga banyak yang kesulitan. Tapi Alhamdulillah adiknya sudah lolos. Lancar-lancar sekolahnya.
ReplyDeleteWah ternyata drama banget ya PPDB online itu. Aku kebetulan daftarin anak kemarin gak ikutan PPDB Mak. tapi temen temen banyak yang curcol di grup wa hehehe
ReplyDeletePPDB online memang bikin sport jantung. Saya pernah ngalami ini 3 tahun lalu, tiap saat memamntau update web sekolah tempat mendaftar dan siap-siap setiap saat utk mengalihkan pendaftaran ke sekolah lainnya. Alhamdulillah saat itu tidak perlu cabut berkas karena sampai hari terakhir, posisi pendaftaran anak kami aman.
ReplyDeleteAlhamdulillah ya Mba akhirnya, lega juga baca updatean terkahirnya.
ReplyDeleteSelalu ada cara Allah memberikan jalan keluarnya. Semangat dan selaamat berakhir pekan ya mba. Semoga semuanya diberikan kemudahan
Aduh ribetnya kerasa banget sih mak kalo pake sistem zonasi. banyak temen yg dulu adek2nya jdi pindah KK ke keluarga inti sodara sepupunya yg tinggal di kota dengan sekolah impiannya. sampe segitunyaaaa ya Allah... udah pasrah aja aku kalo jadi ortunya :'))
ReplyDelete