Cerita Kehamilan di Trimester Ketiga
Januari 2020 silam, kehamilan saya memasuki trimester ketiga. Saat itu belum adanya penyebaran Covid-19 di Indonesia. Saya masih woles dan nyaman kemanapun tanpa menggunakan masker. Meskipun berita di luar negeri cukup ngeri mengenai virus tersebut pada saat itu.
Saya ke rumah sakit untuk menemui dokter kandungan juga tergolong santai. Belum diwajibkan menggunakan protokol kesehatan. Tapi hal lain yang membuat saya kaget saat ini ialah bayi saya dalam perut posisinya masih sungsang.
Panik, gak? Ya, panik lah masa enggak!
Panik Karena Posisi Bayi Masih Sungsang
Saat itu jam lima sore dengan rintik hujan yang cukup deras, saya memasan GoCar untuk mengantarkan saya ke rumah sakit. Saya selepas kerja langsung ke rumah sakit kala itu.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit saya WA-an sama suami kalau saya on the way duluan naik GoCar, sedangkan suami akan menyusul dari tempat kerja di Purwokerto, sedangkan saya di Purbalingga. Hah, butuh waktu kurang lebih 45 menit jarak antara Purwokerto sampai ke Purbalingga.
Sampai di rumah sakit saya langsung menuju loket nomor antri. Seingat saya hari itu hari Senin. Lupa tanggalnya. Hahaha.. sambil menanti panggilan untuk diperiksa juga berharap suami segera sampai di rumah sakit agar saya lebih pede. Namun sayang, sampai giliran saya USG dan diperiksa, suami saya belum sampai juga.
Ya, sudah. Saya memberanikan diri untuk periksa sendiri. Sat set, langsung ketahuan bagaimana kondisi janin saya. Dan dokter langsung terus terang posisi janinnya masih sungsang.
Seketika saya lemes mendengarkan penjelasan dokter yang mengatkan bahwa posisi bayi saya masih sungsang. Namun, saya juga tidak kehabisan akal untuk melontarkan pertanyaan ke dokter.
Baca juga: Cara Agar Memiliki Anak Kembar
1. Apakah Posisinya Kepala Bayi Bisa Turun?
Saat itu dokter Budi yang menangani saya, beliau menjelaskan, tentu saja bisa, karena ini masih di minggu 28. Disarankan agar banyak minum dan gerak, khususnya jalan kaki, jangan hanya duduk saja.
Bahwa untuk di awal trimester tiga, ketika posisi kepala bayi masih sungsang, harap jangan panik. Toh masih awal trimester tiga. Yang penting saya harus mengonsumsi makanan yang sehat, banyak minum air putih dan jalan kaki.
Selain itu, pikiran harus tenang, jangan banyak mikirnya. Ini dokternya kek baca pikiran saya, nyatanya kepala saya banyak sekali pikiran dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
2. Pinggang Saya Sering Sakit, Dok, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Dengan tersenyum dokter Budi menjawab sama dengan apa yang saya pertanyakan sebelumnya. Iya, kuncinya banyak minum air putih dan jalan kaki, jangan duduk terus di depan komputer.
Merasa terhakimi sih saya. Pasalnya selama ini saya kerjanya duduk di depan komputer mulu. Hehehe ....
Yang membuat saya panik saat itu saya sendirian ke rumah sakit tanpa ditemani suami. Rasanya lemes, bestie. Suami saya masih dalam perjalanan menuju rumah sakit dari tempat kerjanya, tapi saya sudah harus diperiksa sesuai urutan atriannya.
Pas saya keluar ruangan menuju pembelian vitamin yang diresepkan, suami saya baru muncul. Ya, seperti di sinetron saja. Muncul di akhir, terus bayarin. Hahahaha ....
Bahagia Hasil USG Sudah Tidak Sungsang Lagi
Selanjutnya di awal Februari 2020, saya cek ke bidan. Menurut pemeriksaannya sih kepala bayi posisinya sudah turun. Untuk memastikannya, minggu berikutnya saya USG ke dokter. Kali ini pas jadwalnya dokter Dewa. Salah satu dokter Kandungan terbaik di Purbalingga.
Seneng rasanya posisi tidak sungsang lagi. Jadi, perasaan ikut lega dan lebih tenang.
Oh ya, pas di awal Februari juga saya mengadakan syukuran tujuh bulanan. Tadinya sih enggak mau mengadakan, tapi biasalah, orang desa. Saya gak mau mengadakannya karena masih sibuk kerja, orang tua yang rempong. Dan itu pun kayaknya udah lebih dikit tujuh bulannya. Hihihi ....
Bulan Februari 2020 ini memang luar biasa banget sih. Sementara di kantor, saya sedang mengajari temen yang mau menggantikan saya selama cuti melahirkan. Ya, harus siap-siap dah, karena hari perkiraan lahirnya itu tanggal 14 April 2020.
Rasanya sesuatu banget sih. Ya pikiran capek, badan capek, jabang bayi sudah aktif nendang kala itu. Nikmat sekali rasanya. Selain itu, virus Covid-19 mulai hadir di Indonesia di akhir Februari 2020.
Baca juga: Tentang Pengertian dan Pencegahan Covid-19
Pikiran panik, khawatir, dan lainnya mulai menghantui di kepala. Belum lagi berita tentang penyebaran virus kian merebak.
Hingga awal Maret 2020, saya parno untuk ke rumah sakit karena banyak pasien yang sedang dikarantina. Iya, dulu saya separno itu. Sampai-sampai periksa kandungan pun ke bidan terus sampai jelang melahirkan.
Penutup
Well, penuh kejutan ternyata di kehamilan terimester tiga saya. Next time saya ceritakan gimana proses melahirkan dan pasca melahirkannya.
Terima kasih sudah berkunjung ke sini, ya.
Post a Comment for "Cerita Kehamilan di Trimester Ketiga"
Terima kasih telah membaca postingan pada blog saya. Silakan tinggalkan komentar, dimohon jangan menggunakan link hidup.
Terima kasih.
:) :)