Sebagai Muda Mudi Bumi Saatnya Bergerak untuk Mengurangi Laju Selimut Polusi Bumi
Sebagai orang yang suka berpetualangan di alam, saat ini saya miris melihat kondisi alam di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Beberapa hari terakhir ini banyak sekali longsor yang melanda akibat hujan yang lebat dan disertai angin kencang. Bahkan, lahan hutan Gunung Slamet juga mengalami amblas setengah hektar.
Sumber foto: instagram @infopbgcom |
Kadang saya berpikir, apakah di wilayah Purbalingga sedang mengalami cuaca ekstrem? Di mana kondisi curah hujan tinggi dan bisa mengakibatkan bencana alam. Atau alam yang sedang protes ke kita sebagai manusia membiarkan alam yang indah ini rusak?
Memang, kalau intropeksi diri, ini semua akibat ulah kita sendiri. Kita yang menyebabkan iklim berubah akibat polusi yang telah menyelimuti bumi begitu tebal.
Perubahan iklim terjadi bukan hanya dalam satu waktu atau hanya satu sebab, melainkan banyak faktornya.
Berbagai Hal yang Menyebabkan Perubahan Iklim
Sebelumnya saya pernah menuliskan penyebab perubahan iklim terjadi karena adanya efek gas rumah kaca, kebakaran hutan, dan global warming. Kali ini saya akan mencoba menelaah lebih lanjut dari tiga hal tersebut. Mencoba menarik kesimpulan bahwa ketiga hal tersebut terjadi akibat adanya polusi yang buruk yang sudah menyelimuti bumi kita dengan begitu tebalnya.
Mau tidak mau harus mengakui bahwa kini polusi kian bertambah, menumpuk menjadi selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim.
Berikut merupakan berbagai polusi yang menyebabkan perubahan iklim.
1. Akibat Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Memang tidak bisa dihindari energi dari fosil dimanfaatkan di segala bidang industri. Salah satunya pemanfaatkan energi listrik, bahan bakar minyak untuk kendaraan dan lain sebagainya.
Energi listrik dihasilkan dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara, dan gas bumi. Selain listrik juga bahan bakar fosil tersebut menghasilkan energi panas.
Belum lagi minyak bumi diproses menjadi bahan bakar kendaraan yang menyebabkan polusi udara dari asap kendaraan.
Akibat dari adanya hal-hal tersebut, timbunan polusi seperti karbon dioksida (CO2) dan dinitrogen semakin tebal. Lalu kedua polusi tersebut menghasilkan efek gas rumah kaca yang berbahaya untuk bumi. Lambat laun menyebabkan perubahan iklim.
2. Penebangan dan Penggundulan Hutan
Sebenarnya sangat miris, negara Indonesia disebut sebagai paru-paru dunia, tetapi akhir-akhir ini banyak kerusakan hutan yang terjadi. Baik dari penebangan hutan tanpa tebang pilih, maupun adanya penggundulan hutan untuk tempat tinggal manusia. Sehingga fungsi hutan yang menyerap CO2 dan menghasilkan oksigen tak bekerja dengan sempurna. Otomatis, CO2 makin bertambah menyebabkan polusi.
3. Kegiatan Industri atau Manufaktur
Perusahaan besar di negara kita sudah banyak bermunculan. Tak bisa dipungkiri pemakaian bahan bakar fosil digunakan dan memicu adanya CO2. Belum lagi asap-asap yang dikeluarkan melalui cerobong asap begitu pekat mengepul terbang ke langit. Menjadikannya polusi yang tebal dan menyelimuti bumi.
Selain itu, industri atau manufaktur bukan hanya menghasilkan polusi udara, tetapi juga limbah cair yang berbahaya.
Limbah cair tersebut ketika tidak diolah dengan baik sebelum dibuang ke aliran air, dan kemudian bermuara di laut, berujung menimbulkan polusi laut.
Padahal, polusi laut sangat berbahaya karena menyebabkan ekosistem di laut tidak maksimal dalam menyerap CO2.
Dan salah satu ekosistem di laut yang mampu menyerap karbon dioksida, kemudian menghasilkan 70% oksigen adalah fitoplankton.
4. Penggunaan Pupuk Kimia pada Pertanian
Saat ini, hampir seluruh petani menggunakan pupuk kimia dalam menggarap sawahnya. Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus bisa berdampak negatif, karena pupuk tersebut menghasilkan gas nitrous oxide yang dilepaskan ke udara, dan gas tersebut menyebabkan efek gas rumah kaca.
5. Limbah Peternakan
Dari sektor pertanian saja menghasilkan efek gas rumah kaca. Tentu saja peternakan sangat berpotensi menghasilkannya juga.
Terlebih lagi, dari peternakan banyak sekali menghasilkan kotoran. Terutama peternakan sapi, kotorannya menghasilkan CO2 dan gas metana (CH4). CH4 ini biasanya dihasilkan dari kentut sapi.
6. Limbah Rumah Tangga
Siapa bilang dalam rumah tangga tidak menghasilkan limbah dan menyebabkan polusi? Faktanya, di dalam rumah tangga banyak menghasilkan limbah. Dari kotoran kita, dapur, proses cuci mencuci, hingga sampah makanan.
Limbah yang kita hasilkan tak jauh beda dengan industri peternakan, yakni mengakibatkan adanya polusi CO2 dan CH4. Hal itu terjadi akibat bakteri-bakteri pengurai sampah yang sudah menumpuk.
7. Sampah Plastik
Plastik memang menjadi persoalan serius di bumi kita. Pasalnya, di mana-mana selalu ada plastik. Belanja ada plastiknya, beli makanan bungkusnya juga plastik, dan lain sebagainya kebanyakan dikemas plastik.
Maka tak heran ketika World Bank menyatakan bahwa sampah plastik di dunia mencapai angka 1,3 Miliar ton setiap tahunnya. Kan, gila! Ini bisa dikatakan setiap tahun manusia di bumi bikin gunung plastik.
Gunungan plastik tersebut pada akhirnya mengeluarkan CH4 dan etilen yang sangat berbahaya bumi. Karena CH4 merupakan faktor perusak lingkungan yang menempati posisi kedua.
8. Penggunaan Tisu yang Berlebihan
Kita tahu bahwa tisu terbuat dari serat kayu pohon. Semakin banyak tisu yang diproduksi, semakin banyak pula pohon yang ditebang. Efeknya berimbas ke penebangan pohon dan merusak ekosistem alam.
Well, ternyata banyak juga penyebab perubahan iklim. Sudah seharusnya kita bijak untuk menjaga alam, karena dampak perubahan iklim sangatlah buruk.
Dampak Buruk Perubahan Iklim Bagi Manusia dan Lingkungan
Sebab adanya #SelimutPolusi menyebabkan perubahan iklim yang berdampak buruk bagi manusia dan lingkungan.
1. Terjadinya Cuaca Ekstrem dan Bencana Alam
Sumber foto: Instagram @infopbgcom |
Curah hujan tinggi, angin kencang, banjir, dan tanah longsor, kini menghantui saya yang tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah. Beberapa minggu terakhir ini banyak tanah longsor yang melanda. Banyak jalan putus akibat longsor, begitu juga ada rumah yang tertimbun longsoran tanah.
Cuaca ekstrem dan bencana alam ini merupakan dampak buruk nyata adanya perubahan iklim. Dan imbasnya, kita lah yang turut merasakannya.
2. Meningkatnya Suhu Bumi
Di daerah sini hujan, di daerah lain mengalami kekeringan. Kalau hujan terus menerus, kalau panas begitu membuat gerah. Tentunya hal ini sungguh tidak nyaman di kita, dan ini salah satu adanya peningkatan suhu bumi.
Bahkan menurut data National Aeronautics and Space Administration (NASA), pada tahun 2021 suhu permukaan bumi naik 0,86° C dibandingkan suhu rata-rata pada tahun 1951 – 1980. NASA juga menyebutkan dalam 10 tahun terakhir suhu bumi sempat mengalami kenaikan sebesar 1,02° C pada tahun 2016 dan 2020.
Akibat suhu bumi meningkat, tak jarang kebakaran hutan juga kerap kali terjadi. Ketika kebakaran hutan terjadi, maka ekosistem rusak, polusi kian menumpuk dan bahaya-bahaya lainnya kian banyak.
3. Naiknya Permukaan dan Suhu Air Laut
Sumber foto: website Lokadata |
Perubahan iklim bukan hanya menyebabkan bencana alam dan panas bumi meningkat, juga mengakibatkan suhu air laut ikut naik. Pada saat suhu naik, maka volume air akan bertambah karena air mengalami pemuaian. Ditambah lagi mencairnya es turut serta menyumbang naiknya volume atau permukaan air laut.
Mengutip dari laman web lokadata, pada tahun 2018 permukaan air laut naik sampai 3,9 cm atau sama artinya meningkat 1,7 kali lipat dibandingkan pada tahun 1970.
Dalam lima dekade terakhir, kenaikan permukaan air laut tertinggi terjadi pada Juli 2017, yakni naik setinggi 4,45 cm.
4. Menyebabkan Kepunahan Keanekaragaman Hayati
Adanya perubahan iklim sampai mengakibatkan kepunahan hewan dan tumbuhan. Dampak tersebut begitu nyata karena bisa mempengaruhi spesies range (cakupan jenis), perubahan fenologi, dan lainnya. Perubahan iklim menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem, dengan begitu, tak semua spesies hewan dan tumbuhan mampu beradaptasi dari cuaca tersebut. Akhirnya lama kelamaan berdampak pada kepunahan, mempengaruhi ekosistem dan rantai makanan. Hal ini juga bisa berujung kurang baik bagi manusia.
5. Terganggunya Suplai Makanan
31 Hektar terendam banjir, dan terancam gagal panen. Sumber foto: lensapurbalingga.com |
Ekosistem rusak, cuaca ekstrem, bencana alam, dan lain sebagainya. Tentu hal ini akan berakibat fatal. Suplai makanan yang kita butuhkan akan terganggu. Dari gagal panen pada sektor pertanian, peternakan, juga sektor perikanan akibat cuaca ekstrem, distribusi terganggu karena adanya bencana alam, dan lain sebagainya. Kalau begini, yang rugi ya kita sendiri.
6. Meningkatnya Permasalahan Kesehatan
Dampak dari perubahan iklim bisa menyebar luas hingga ke permasalahan kesehatan. Adanya polusi yang begitu tebal mengakibatkan gangguan pernapasan karena udara kurang bersih. Dari masalah kekeringan atau hujan terus, banyak sekali bakteri atau makhluk-makhluk kecil yang tumbuh dan hidup. Apesenya, makhluk-makhluk tersebut berkembang biak dan membawa virus yang menyebarkan berbagai macam penyakit.
Saatnya Melestarikan Hutan untuk Keberlangsungan Hidup
Sebagai #MudaMudiBumi sudah seharusnya bergandengan tangan untuk melestarikan hutan. Pasalnya, hutan salah satu solusi untuk mengatasi polusi dan perubahan iklim. Karena fungsi hutan mampu menyerap CO2 yang kita timbulkan. Mampu menopang tanah dari gempuran air sehingga tidak terjadi banjir dan tanah longsor.
Belum lagi, hutan merupakan tempat keanekaragaman hayati untuk hidup. Mampu menghasilkan sumber pangan yang ramah lingkungan dan tentunya menyimpan cadangan air untuk kelangsungan hidup seluruh makhluk di bumi.
Lalu, hal apa saja yang bisa kita lakukan untuk melestarikan hutan?
Sebenarnya upaya untuk melestarika hutan sudah diajarkan sejak kita duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Untuk itu, saya mencoba mengingatkan untuk sama-sama melestarikan hutan.
Baca juga: Jaga Lingkungan Saat Ini Untuk Masa Depan yang Lebih Baik
1. Penanaman Hutan Kembali (Reboisasi)
Merupakan salah satu yang cukup tepat untuk melestarikan hutan yakni dengan reboisasi atau penanaman hutan kembali. Hutan-hutan yang sudah gundul harus segera ditanami kembali pohon.
2. Sistem Tebang Pilih Harus Dilakukan dengan Ketat
Semboyan tebang pilih sudah ada sejak dulu, kini zaman sudah modern sudah seharusnya kita mengetatkan atau mengawasi sistem penebangan hutan. Jangan sampai terjadi penebangan liar yang mengakibatkan dampak buruk.
3. Sanksi yang Tepat dan Tegas untuk Pelaku Penebangan Liar
Mungkin ini akan menimbulkan pro dan kontra, tapi saya harus menyampaikannya. Bahwa siapapun pelaku penebangan liar di hutan harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Sanksi yang diberikan harus tepat dan tegas agar pelaku jera dan tidak mengulangi kesalahan lagi.
4. Tidak Membuang Sampah Sembarangan dan atau Mencoret-coret Pohon
Menurut saya ini hal yang sangat sederhana yang bisa berefek luar biasa. Stop buang sampah sembarang dan atau mencoret-coret pohon. Hal ini bertujuan agar kelangsungan hidup pohon-pohon di hutan tidak terganggung dan tetap bersih.
5. Perlu Tim Khusus untuk Mengindetifikasi dan Mencegah Terjadinya Kebakaran Hutan
Sudah berapa kali di negara Indonesia mengalami kebakaran hutan? Sampai-sampai kabut asap tebal dan jarak pandang begitu dekat. Untuk itu, perlu sekali adanya tim yang khusus untuk mengindetifikasi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan. Sehingga belum kebakaran hutan terjadi, sudah terlebih dahulu ditanggulangi.
Saatnya Bergerak Dimulai dari Diri Sendiri untuk Mengatasi Perubahan Iklim
Permasalahan #SelimutPolusi bukanlah hal sepele, untuk itu, kita sebagai #MudaMudiBumi berkewajiban untuk melakukan sesuatu agar perubahan iklim bisa teratasi.
Mungkin akan sulit untuk dilakukan, tapi apapun itu #UntukmuBumiku kita harus semangat, dan mari kita mulai dari diri sendiri duu.
1. Lebih Hemat dalam Menggunakan Energi
Engergi dari sumber daya alam begitu banyak jenisnya. Saat ini saya mencoba mulai untuk tidak naik kendaraan sendiri ketika berangkat kerja. Saya cukup berangkat bersama suami. Dulu, saya bawa sepeda motor sendiri, suami juga bawa sendiri. Selain boros bahan bakar, juga makin banyak polusi yang ditimbulkan.
Ketika pulang kerja, saya naik angkutan umum atau bus. Cara ini adalah upaya untuk menghemat bahan bakar dari fosil yang menyebabkan polusi udara.
Kemudian penggunaan listrik, sedang berusaha beralih ke produk-produk yang ramah lingkungan dan hemat energi. Selain itu, mematikan lampu, AC, dan TV ketika tidak digunakan. Serta penggunaannya tidak berlebihan.
2. Harus Bijak dalam Mengelola dan Membuang Sampah
Pekerjaan Rumah (PR) pribadi tentang sampah sangatlah banyak. Saya berusaha sebijak mungkin untuk mengolahnya.
Dari barang-barang bekas seperti plastik atau kemasan, mencoba untuk dibuat tempat tanaman. Sedangkan kantong plastik saya simpan, dan bisa digunakan kembali sewaktu-waktu.
Dari sampah dapur, sisa bahan makanan sebagian ditanam kembali atau regraw. Seperti daun bawang, kangkung, dan sawi.
3. Mari Bersama-sama Menanam Pohon
Menanam pohon merupakan hal baik yang bisa kita lakukan untuk menghambat lanjut perubahan iklim. Karena di generasi kita, merupakan generasi terakhir untuk menyelamatkan bumi dari polusi.
Kalau dibiarkan terus, anak dan cucu kita nanti kesusahan di masa depan. Sudah saatnya kita menanam walau hanya tanah secuil di samping rumah. Mari bersama-sama menjadi #TeamUpForImpact untuk mengurangi polusi dan mencegah perubahan iklim.
Kebijakan yang Akan Saya Ambil untuk Mengurangi Polusi
Setiap manusia memiliki mimpi untuk diwujudkan. Seandaianya saya memiliki kesempatan pun, akan mengambil kebijakan yang berdampak positif bagi kelestarian lingkungan dan bumi.
1. Menciptakan Transportasi Umum yang Ramah Lingkungan dan Ramah Penumpang
Jalan raya merupakan saksi bisu betapa tebalnya asap knalpot dari kendaraan. Ketika saya memiliki kesempatan, akan berusaha menyediakan kendaraan yang ramah lingkungan. Yakni menggunakan bahan bakar bio energi, bukan dari hasil pembakaran fosil lagi.
Selain itu, transportasi umum tersebut juga harus ramah terhadap penumpang. Tidak terburu-buru dalam menaikan penumpang, serta melayani dengan sepenuh hati.
2. Membuat Peraturan Setiap Orang Harus Menanam Pohon
Jujur, saya akan memaksa, bahwa setiap orang harus menanam pohon meski hanya satu pohon. Ketika tidak memiliki lahan, bisa disumbangkan melalui lembaga yang berwenang atau dinas lingkungan hidup setempat.
3. Menindak Tegas Bagi Siapa Saja yang Merusak Hutan
Mungkin akan mengalami hal yang sulit dan penuh rintangan untuk menindak tegas bagi yang merusk hutan. Namun, dengan peraturan yang berlaku seperti itu, diharapkan masyarakat kian sadar betapa pentingnya hutan bagi kelangsungan hidup makhluk di bumi.
4. Memberikan Sanksi Berat Kepada Industri yang Tidak Memiliki IPAL
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan hal wajib bagi seluruh kegiatan industri/manufaktur. Pasalnya, dengan adanya IPAL, limbah cair sebelum dibuang ke sungai yang nantinya menuju laut, sudah memenuhi standard atau baku mutu.
Proses tersebut akan diawasi ketat oleh dinas terkait di masing-masing daerah.
Sehingga dengan begitu, polusi air laut bisa berkurang, dan fitoplankton bisa hidup dan menyerap CO2 dengan maksimal.
Baca juga: Seandainya Aku Menjadi Pemimpin, Akan Kubuat Peraturan yang Berdampak Baik Bagi Iklim di Indonesia
Penutup
Okay, saya rasa cukup sampai di sini tentang masalah selimut polusi yang sudah menyelimuti bumi. Kita sebagai generasi penerus bangsa, wajib hukumnya untuk turut serta menjaga kelestarian alam dan mencegah terjadinya perubahan iklim. Karena dampak perubahan iklim akan sangat merugikan kita semua.
Terima kasih sudah membaca, mungkin teman-teman punya ide yang lebih bagus untuk mencegah perubahan iklim, bisa share di komentar.
Sumber referensi:
https://indonesia.un.org/id/175273-penyebab-dan-dampak-perubahan-iklim#pembuatan_energi
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6045858/7-penyebab-perubahan-iklim-akibat-aktivitas-manusia-kurangi-dari-sekarang/amp
https://katadata.co.id/amp/intan/berita/62a355592ffd6/7-dampak-perubahan-iklim-bagi-manusia-dan-lingkungan
https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/kenaikan-permukaan-air-laut-1970-2018-1542965092
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hutan/cara-menjaga-kelestarian-hutan
https://dlh.semarangkota.go.id/manfaat-hutan-bagi-keberlangsungan-hidup-manusia-dan-lingkungan/
Meski secara undang-undang, saya sudah nggak masuk usia muda-mudi lagi, tetapi tetap berjiwa muda-mudi dong hehehe. Maksudnya gini, tetap penting untuk tahu perspektif mudamudi terhadap lingkungan. Bagaimanapun, sebagai ibu, saya mendidik bocil yang tak lama lagi bakalan masuk usia muda-mudi.
ReplyDeleteHmmmh...gimana ya kondisi lingkungan di saat itu? Mudah2an kontribusi kita saat ini bisa mewariskan alam yang masih mendukung kehidupan mereka kelak.
Sejak jaman SD, seingat saya dulu sudah dikenalkan dengan reboisasi. Setelah terjadi kerusakan alam, lalu perubahan iklim, bencana di mana-mana, kembali istilah ini dikampanyekan.
ReplyDeleteSemoga semakin banyak muda-mudi yang serentak bergerak menjaga kelestrarian alam dengan berbagai upaya, baik skala kecil maupun besar
Gerakan kayak gni emang harus masif dan berkelanjutan yaa mba, meskipun kecil insyaAllahkalau dikerjakan bareng2 dan terus menerus akan ada efek baik untuk perubahan iklim di bumi kita
ReplyDeletenah iya ini untuk keberlanjutan lingkungan di bumi sudah saatnya muda mudi bergerak menjaga dan merawat bumi
ReplyDeleteKalo aku biasanya menyimpan kantong plastik untuk digunakan lagi. Botol shampo, sabun, dus, kemasan plastik aku pisahin untuk dibuang terpisah. Untuk pohon belum bisa nanam banyak karena ga ada lahan. Ah kalo inget pohon pengen pindah ke tempat yang bisa buat nanam-nanam deh.
ReplyDeleteWaw, lengkap banget tulisannyaa. Memang ini masalah yang harus dihadapi bersama sih yaa. Dan kita bisa ikut andil dengan hemat energi serta ikut menanam pohon sendiri.
ReplyDeleteKalau ngomongin perubahan iklim memang agak menyeramkan. Dulu, kita kayak tenang. Nggak menghadapi hujan badai dan lain-lain. Sayangnya, semua dampak perubahan iklim juga kebanyakan karena ulah kita sendiri.
ReplyDeleteJadi yang bisa mengurangi ya berawal dari kita sendiri dulu. Tulisan ini bisa jadi masukan buat kita-kita untuk menekan laju perubahan iklim.
Perubahan iklim semakin terasa. Pas kemarau panas banget. Musim hujan, banjir, tanah longsor, bikin sedih. Kita harus bantu perbaiki biar selimut polusi berkurang
ReplyDeleteMiris banget di saat Indonesia digadang-gadang sebagai paru-paru dunia, eh malah banyak terjadi penebangan hutan liar dan ilegal.
ReplyDeleteSaya pribadi yakin, yang terjadi dari alam, mungkin bentuk protes alam kepada manusia ya, Mbak. karena sebenarnya alam telah memberi banyak manfaat. Hanya manusianya yang kadang tidka bijak.
ReplyDeleteMisalnya di Kebumen juga, masih banyak penambangan pasir di sungai. Jadi memang harus dari sekarang, termasuk menggerakkan generasi muda untuk ikut peduli lingkungan.
Kegiatan Industri ini memang kadang bikin dilema. Di satu sisi bisa menciptakan lapangan kerja, namun di sisi lain bisa menambah polusi kalau penanganan limbahnya enggak tepat ya, Mbak.
ReplyDeleteYuk, bareng2 buat mewujudkan bumi kembali sehat. Aku ikut kebijakannya lah. Hahaha
Baca curhatannya Ashanti waktu itu tentang polusi yang bikin kesehatan sodaranya menurun membuat aku sedih. Ternyata sebesar itu ya polusi di negara kita. Apalagi di kota-kota besar. Udah di tahap memprihatinkan. Malah katanya di Jabodetabek itu udah gak bagus lagi kalo lari pagi. KArena udaranya udah tercemar polusi. Semoga deh, dengan semakin masifnya sosialisasi mengenai polusi ini, kita semua jadi makin aware dan aktif untuk bisa menguranginya. Salah satunya dengan melestarikan lahan gambut ini.
ReplyDeletememang berasa banget ya sekarang perubahan iklim ini. yang paling kerasa itu ya suhu bumi yang makin panas. semoga saja ke depannya kita bisa mengatasi permasalahan iklim ini agar bumi tidak semakin rusak
ReplyDeleteBeneran ya mbaa
ReplyDeletePolusi udah merongrong hidup kita.
Kudu ada kepedulian dari semua pihak, terutama kawula muda
Mba, benar aku pun sedih Terima kenyataan kalau kita dengan sumber daya alam yang berlimpah tapi dirusak demi kepentingan masing masing. Bukan jaga untuk masa depan bersama
ReplyDeleteMeski sejatinya yg bertanggung jawab atas kelestarian bumi dan isinya ini adalah seluruh penghuni bumi itu sendiri, tak mengenal usia dan gender tapi seharusnya kita mendisiplinkan diri pada hal hal kecil namun sangat besar dampaknya
ReplyDeleteUdah kerasa banget emang efeknya polusi ini ya, seperti permukaan laut naik gamoang banjiran jd nya yang rumah deket pantai, belum lagi penyakit2. Keknya pandemi kmrn juga salah satunya ya akibat bumi udah rusak :(
ReplyDeleteSetuju banget perlu regulasi yang bener2 bisa menindak dengan tegas orang2 yang hanya mengambil keuntungan untuk bisnisnya yaa. Entah kapan,khususnya di negara ini bisa begitu.
Yg bisa kita lakukan sebagai rakyat jelata ya sebisa mungkin melakukan hal2 sederhana utk jaga lingkungan.
Bergerak bersama untuk kelestarian lingkungan dan bumi yang lebih baik ini jadi membuatku lebih optimis bahwa kita bisa kok mengurangi bencana yang terjadi. Tapi memang perlu banget dukungan dari kebijakan pemerintah yang tegas terkait lingkungan ini.
ReplyDeleteKalau dipikir ya ngeri kalau ga mau berusaha gimana caranya selimut polisi tidak makin banyak dan mengganggu. Harus senantiasa membekali diri dengan upaya menjaga bumindari polusi
ReplyDeleteYess setuju mulai dari diri sendiri dan keluarga untuk peduli lingkungan. Sedih melihat banyak bencana alam apalagi kmrn berturut2 di Bali banjir, longsor belum di daerah lainnya. (Gusti yeni)
ReplyDeleteternyata banyak juga ya aktivitas rumah tangga atau mobilitas sehari-hari yang berdampak sama selimut polusi, ga melulu soal kebakaran2 hutan. Aku pun baru ngeh soal ga boleh mencorat-coret pohon, hal kecil bisa berdampak besar terhadap lingkungan ya. Semoga kita semua bisa lebih aware dan mindfull dalam berkegiatan demi bumi yang lebih baik
ReplyDeleteYang masih sering aku lakukan itu idling mbak. Nggak kerasa nyumbang polusi juga huhu. Kurang-kurangin deeehh.
DeleteSetuju bangett, setiap orang setidaknya harus menanam 1 pohon sebagai bentuk tanggung jawab terhadap besarnya emisi carbon yang membuat bumi ini mengalami krisis iklim. Nah, adanya carbon offset ini penting untuk meminimalisir dampak dari krisis iklim semakin besar dan semakin menghancurkan
ReplyDeleteHal terdekat yang bisa kita lakukan berhubungan dengan limbah rumah tangga dan ikut menghijaukan lingkungan dengan kegiatan penghijauan. Bisa penanaman di pinggir jalan juga sepertinya.
ReplyDeleteia juga ya, pantas saja jaman sekarang banyak permasalah kesehatan yang muncul ternyata bisa terjadi akibat perubahan iklim juga toh
ReplyDeleteaku setuju banget sih sama tindakan tegas dari pemerintah dan masyarakat untuk orang2 yang merusak bumi seperti penggundulan, udah ada lho pdhl aturan terkait ini cuma sayangnya pelaksanaannya nggak begitu
ReplyDeletePenggunaan tissue yang belum bisa saya stop, padahal tissue ini berasal dari serat pepohonan Kan ya, kalau bisa dikurangi. Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan dimulai dari hal kecil dan dari lingkungan keluarga sendiri
ReplyDeleteKalau selimut polusi semakin tebal, maka akan mempercepat laju perubahan iklim
ReplyDeleteTentunya kita tidak boleh diam saja
Muda mudi bumi harus bergerak bersama mengurangi selimut polusi ini
memang harus mulai bergerak nih, dari hal sderhana dan hal kecil di kehidupan kita sehari-hari ternyata juga lama-klama memberikan dampak yang siginifikan ya untuk kondisi bumi kalau kita lakukan konsisten :)
ReplyDeleteIsu lingkungan memang selalu menarik ya mbak. Kadang aku berpikir, mungkin materi tentang keberlanjutan bisa dimasukkan ke kurikum pendidikan ya. Karena mau bagaimanapun ini jadi peran kita semua
ReplyDeleteMakasih kak reminder nya untk menjaga kelestarian alam. Usaha kecil dari dalam rumah sangat berarti ya untuk alam. Yg masih jadi PR buat kami yaitu menanam karena gak aa laha. Mulai menang sikit sih di pot
ReplyDeleteKita yang memulai merusak, kita juga yang harus bertanggung jawab untuk memulihkan kembali ya kak. Bumi udah baik banget ngasih semua sumber kehidupan kita, malah manusianya lalai. Tuhan sudah sesempurna itu menciptakan semesta mlah kitanya kurang bersyukur
ReplyDeleteSekarang polusi itu bahkan banyak datang dari aktivitas rumah tangga ya mbak. Mengingat saat ini banyak banget urusan rumah tangga kita yang menggunakan listrik dan bahan bakar minyak
ReplyDeleteperubahan iklim saat ini memang berdampak sekal, tapi kadang kita sendiri lalai. Mulai dari hal kecil dengan membawa tas belanja sendiri tanpa harus menggunakn tas kresek
ReplyDeleteAnak muda saat ini memang akan lebih keren kalau gerakannya sangat mencintai lingkungan. Apalagi kalau ada ide cemerlang upaya menghilangkan selimut polusi...
ReplyDeleteMantap nih kalau pelaksanaan kebijakan ini dilakukan dengan tertib. Sudah waktunya orang makin menghargai bumi tempatnya menjalankan kehidupan. Menyayanginya dan tidak sekadar mengeksploitasinya.
ReplyDeleteSelimut polusi ini memang masalah yang besar ya. Apalagi buat kita yang tinggal di perkotaan. Langit biru sangat langka terlihat. Banyak hal yang harus dibenai. Urusan utan ini yang paling krusial ya. Susa banget ngurusi masala utan. Penabngan utan melaju lebi cepat daripada progran reboisasi. Semoga bumi semakin membaik terutama di bagian Indonesia.
ReplyDeleteWah limbah peternakan ternyata juga jadi polusi ya. Makanya sebaiknya diolah jadi kompos. Oh ya tisu memang sebaiknya ditiadakan. Diganti lap
ReplyDeleteSemoga semakin banyak yang peduli dengan lingkungan dan mau sama sama melawan selimut polusi ini ya maaaak
ReplyDeletelet's save the earth because it can save life too :D
ReplyDelete