Merencanakan Traveling Cara Aku ke Jogja Bareng Traveloka
Sebagai Working Mom, untuk menikmati liburan harus tersusun dan terencana dengan matang. Selain itu juga harus menyesuaikan jadwal kapan suami saya bisa cuti. Ya, kami berdua memang mendekati gila kerja.
Pada dasarnya kami libur setiap hari Sabtu dan Minggu, dan atau hari libur nasional. Untuk memanfaatkan waktu libur, kami biasanya jalan-jalan tipis-tipis atau dekat rumah saja. Karena di daerah kami juga banyak pilihan tempat wisata yang menarik.
Meskipun demikian, di dalam hati saya, selalu merindukan traveling ke luar kota. Menjelajahi tempat-tempat yang membuat kami rindu.
Liburan ke Luar Kota yang Tertunda
Terakhir liburan ke luar kota itu di tahun 2018. Pada saat itu kami liburan ke Jogja dan Solo. Tahun berikutnya, 2019, kami merencanakan liburan ke Batang, Jawa Tengah, tapi kami mendapat rezeki yang lebih besar dan berharga. Ya, Alhamdulillah saya hamil setelah penantian 2 tahun menikah.
Otomatis rencana liburan di tahun 2019 dicancel. Takut terjadi sesuatu karena kehamilan saya masih muda. Jabang bayi masih berusia 4 minggu dalam kandungan.
Selanjutnya kami merencanakan liburan di tahun 2020 setelah bayi lahir. Namun, Allah berkehendak lain. Bukan hanya kami yang harus menunda liburan, tapi semuanya. Virus Covid-19 mulai masuk ke Indonesia.
Baca juga: Tentang Pengertian dan Pencegahan Covid-19
Pada saat mau melahirkan saja, saya harus mematuhi protokol kesehatan dengan ketat. Alhamdulillah, saya dan bayinya sehat-semua. Bayi kami lahir pada tanggal 30 Maret 2020 di tengah-tengah virus yang sedang merajalela, dan banyak yang parno serta panic buying.
Sampai-sampai saya takut keluar rumah bertemu orang, apalagi untuk liburan. Big No.
Tahun 2020 itu benar-benar tahun yang super. Tahun yang menguji mental, perasaan, fisik, dan materi. Menjadi ibu baru, terus mulai pandemi. Pas sama dengan suami dapat jatah Work From Home (WFH), karena ada pembatasan jumlah karyawan yang masuk kerja. Jadi ya, selama kurun waktu 3 bulan, susah, senang, dan lain sebagainya kami nikmati di rumah.
Setelah saya selesai cuti melahirkan, akhirnya bisa masuk kantor dengan segala peraturan yang ada terkait protokol kesehatan. Suami pun sudah mulai Work From Office (WFO).
Tahun berganti, pandemi masih belum usai. Bahkan teman-teman kantor banyak yang terkena. Mulai mencekam, sampai-sampai saya pun ikut test hidung dicolok. Alhamdulillah negatif. Kalau positif, yang terpikiran ialah bayi kami. Gimana kalau saya positif, pikiran saya melayang ke mana-mana. Menerka-nerka hal negatif lainnya.
Baca juga: Pengalaman Rapid/Swab Antigen di Purbalingga
Beruntung di tahun 2022 pandemi mulai melandai, pekerjaan kami mulai stabil lagi. Sampai-sampai saya lupa punya cuti tahunan yang dipakai hanya untuk anak sakit, atau saya yang sakit. Tahun 2022 itu, tahun yang penuh kejutan buat kami. Selain masalah pekerjaan, anak juga mulai besar, mulai sering tantrum dan lain sebagainya.
Asli dah, tahun 2022 itu war biasaakk. Meskipun bisa menyempatkan liburan di dekat rumah, rasanya masih tetap engap dan butuh healing untuk meluapkan segala rasa beban di kepala, pundak, dan hati.
Untuk itu, di tahun 2023 kami menyusun liburan ke Jogja. Mewujudkan rencana liburan yang sudah tertunda sekian lama. Selain itu, juga bisa mengenalkan hal-hal baru ke anak kami yang belum pernah menginjakan kaki di Yogyakarta.
Alasan Memilih Liburan ke Yogyakarta
Dari Purbalingga ke Yogyakarta sebenarnya tidak jauh-jauh amat. Tapi, bagi saya Jogja itu selalu di hati karena keistimewaannya. Setiap sudut Yogyakarta terbuat dari api rindu, yang mana bisa membuat orang jatuh cinta tanpa alasan. Membuat saya ingin datang lagi, dan lagi.
Berikut alasan-alasan mengapa saya harus ke Yogyakarta lagi.
Yang Pertama, tentu saja nostalgia bersama suami. Dulu, awal nikah, kami liburannya ke Yogyakarta.
Sekarang sudah ada anak, kami harus mengenalkan pada anak kami bahwa ada tempat yang begitu ramah, damai, tapi tetap tenang, yaitu Jogja.
Tempat yang selalu memberikan rindu sedalam-dalamnya bagi siapa saja yang pernah singgah walau sebentar. Ah, Jogja, memang kota penuh kenangan yang manis.
Yang Kedua, tempat-tempat wisata Yogyakarta selalu up to date dan tidak pernah membosankan. Ditambah lagi banyak tempat-tempat bersejarah yang bisa kami kunjungi.
Yang Ketiga, yang tak kalah menariknya ialah kulinernya begitu banyak pilihan yang nendan di lidah. Jelas lezat dan enggak ada tandingannya. Plus, yang terpenting, harganya murah-meriah.
Itulah beberapa alasan mengapa saya harus datang ke Jogja lagi. Kali ini lebih spesial karena sudah memiliki buah hati.
Nah, buat teman-teman yang sama seperti saya, meskipun pernah berkunjung ke suatu tempat, tapi selalu rindu dengan tempat itu, sudah saatnya rencanakan liburan di Traveloka biar liburan menyenangkan dan semuanya terjamin.
Rencana Liburan Keluarga ke Jogja Makin Seru Barang Traveloka
Tidak perlu banyak pilihan, saatnya saya menyusun detail liburan seru bareng Traveloka. Untuk harinya, tentu saja kami memilih hari Jumat hingga Minggu untuk menikmati liburan.
Okay, yuk, siap-siap, siapa tahu itinerary ini cocok juga buat teman-teman.
Day 1: Berangkat dari Purbalingga Menuju Yogyakarta
Langsung pilih tiket keberangkatan dan pulang. Ini tiket berangkat. Sumber: Traveloka |
Berhubung kami di Purbalingga, perjalanan yang menyenangkan tentu saja naik kereta api dari Stasiun Purwokerto menuju Stasiun Yogyakarta (Tugu).
Berangkat pagi, jam 8.00 WIB harus sudah di Stasiun Purwokerto karena kami memilih kereta berangkat jam 8.37 WIB. Sampai Stasiun Tugu jam 11.10 WIB.
Sampainya kami di Stasiun Tugu, suami bisa mencari masjid terdekat untuk Salat Jumat.
Selanjutnya, setelah istirahat dari perjalanan, makan, dan lainnya. Saatnya menuju hotel. Kebetulan saya berkeinginan menginap di Prima In Hotel Malioboro. Lokasinya yang tidak jauh dari Stasiun Tugu ialah menjadi prioritas kami. Selain itu, fasilitasnya lengkap dan harga bersahabat.
Sumber: Traveloka |
Jangan lupa booking hotelnya di aplikasi Traveloka biar banyak keuntungan karena banyak voucher diskon.
Menuju Prima In Hotel kami bisa order taksi online. Setelah check in, bisa deh istirahat dengan nyaman. Biar anak juga enggak rewel karena capek.
Baca juga: Menikmati Staycation di Braling Grand Hotel by Azana Hotel untuk Liburan Makin Seru dan Ceria
Mulai Menikmati Tempat Wisata di Yogyakarta
Sumber: Pixabay, iStock |
Jelang sore hari, kami menikmati jalan-jalan di Pusat Kota Yogyakarta. Bisa dimulai menuju Taman Sari. Tempat ini sangat populer dan banyak pengunjung yang datang, terutama di weekend. Semoga saja, pas kami datang di Jumat sore tidak berjubel ya, Guys.
Menurut sejarah yang ada, Taman Sari dulunya merupakan tempat nyantainya keluarga Raja Jogja, Sultan Hamengkubuwono, termasuk permaisuri, anak-anak, dan keluarganya. Untuk itu di sini ada kolam pemandian dan tempat ganti pakaian. Semoga kami bisa menyusuri jejak-jejak sejarah di Taman Sari ini.
Nasi goreng kambing dan puyuh bakar. Dokumen pribdi. |
Selanjutnya setelah dari Taman Sari, saatnya kami bermain di Alun Alun Kidul Yogyakarta sambil berwisata kuliner di sini. Dulu kami pernah menikmati nasi goreng kambing dan puyuh bakar yang enak banget. So, tentunya kami pengen nyicipin lagi kulineran tersebut.
Mungkin kami tidak akan berlama-lama di Alun Alun Kidul. Mengingat udara malam belum terlalu cocok dengan anak kami. Kami usahakan sebelum jam 9 malam sudah di hotel lagi untuk beristirahat dan melanjutkan petualangan yang lebih seru lagi di esok harinya.
Day 2: Day 2 Tujuan ke Gudeg Yu Djum, Candi Prambanan, dan Candi Ratu Boko
Sumber: Traveloka |
Hari kedua di Jogja, kami memiliki rencana yang luar biasa. Pengennya sih pagi-pagi langsung berangkat biar bisa sarapan dengan leluasa di Gudeg Yu Djum. Tapi, kembali lagi, kami bawa bocah kecil yang masih sering tantrum.
Hari kedua kami akan rental mobil di Traveloka. Mengingat perjalanan kami kali ini cukup jauh dan lama. Bisa full seharian. Rental mobil di Traveloka ini sangat praktis dengan banyak pilihan harga dari berbagai jenis kendaraan. Selain itu, bisa rental mobil lengkap dengan sopirnya. Kita cukup isi bensin dan memberikan makan siang ke sopir, dan atau tip ke Pak Sopir.
Sebelum berangkat pagi-pagi kami sarapan dulu di hotel meskipun sedikit. Hal ini biar perut tidak kosong. Selain itu, anak kami juga harus makan. Setelah sarapan, perlengkapan juga sudah komplit, saatnya cus, meluncur memulai petualangan.
Gudeg Yu Djum
Gudeg Yu Djum. Dokumen pribadi. |
Sebagai pecinta kuliner rasanya kurang afdol jika ke Jogja melewatkan Gudeg Yu Djum. Salah satu kuliner khas Yogyakarta yang sangat legendaris.
Berhubung saya ingin ke Candi Prambanan, maka saya akan menikmati Gudeg Yu Djum yang terletak di Jalan Laksda Adisucipto Km 8,7 Sleman, tepatnya di sebelah timur Hotel Sheraton. Sengaja kami merencanakan sarapan lagi di sini, biar searah menuju Candi Prambanan, dan kuat untuk menjelajahi sekitarnya.
Gudeg Yu Djum memiliki cita rasa yang khas, yakni manis. Selain itu, gudeg ini tidak berkuah, karena kuahnya sudah menyusut dan meresap ke dalam nangkanya. Jadi, Gudeg Yu Djum ini rasanya komplit, perpaduan antara bumbu dan nangkanya ngeblend sempurna di lidah. Apalagi kalau ditambah krecek dan ayam suwir, dijamin deh, gagal diet.
Candi Prambanan
Candi Prambanan. Dokumen pribadi. |
Lama sekali rasanya saya tidak berkunjung ke candi yang terkenal dengan Kisah Legenda Roro Jonggrang dengan Bandung Bondowoso ini. Saya sendiri berkunjung ke sini pada tahun 2011. Ternyata, lebih 10 tahun tidak bertamasya ke Candi Prambanan.
Pada tahun 2018 lalu sudah mau masuk ke sini, tapi akhirnya kami bablas ke Surakarta. Sehingga terlewatkanlah Candi Prambanan ini.
Di Candi Prambanan, selain liburan, saya juga akan mendongeng ke anak laki-laki kami. Bahwa kelak, ketika dewasa dan jatuh cinta pada seorang gadis, berusahalah untuk mendapatkannya. Akan tetapi, ada hal-hal yang harus diperhatikan bahwa usaha dengan menghalalkan segala cara akan sia-sia.
Seperti halnya Bandung Bondowoso yang terlalu menggebu mencintai Roro Jonggrang. Menyetujui apa pun yang diminta Roro Jonggrang, dan mengupayakan jalan pintas, pada akhirnya, semua itu menjadi malapetaka. Berujungnya cinta tak didapat, kesedihan pula yang melanda.
Selain dari kisah tersebut, sejarah Candi Prambanan juga sangat menakjubkan. Terlebih lagi deretan relief yang menghiasi dinding candi, sungguh sayang kalau dilewatkan begitu saja.
Setelah puas menikmati keindahan dari Candi Prambanan, saatnya berburu souvenir di pasar komplek candi tersebut. Tak lupa juga untuk menyantap makan siang dengan cita rasa kuliner yang menggugah selera. Isoma selesai, saatnya melanjutkan perjalanan menuju Candi Ratu Boko.
Candi Ratu Boko
Sumber: iStock |
Candi Ratu Boko sering juga disebut sebagai candi dengan view sunset terbaik. Sebagai penikmat senja, tentu saja hal ini tidak boleh dilewatkan oleh kami.
Puas menikmati panorama dari Candi Boko, saatnya kembali ke hotel untuk istirahat. Seperti biasa, kami harus menjaga daya tahan tubuh agar tetap fit dan tidak kecapekan. Terutama anak kami.
Day 3: Menikmati Prima In Hotel Malioboro, Belanja Oleh-oleh di Malioboro, dan Pulang ke Purbalingga
Hari terakhir kami di Jogja sudah saatnya bersantai dulu. Paginya sarapan di hotel, kemudian menikmati kolam renang dengan desain dan tata ruang yang eksotis. Bikin betah sih ini hotel, fasilitas dan akses ke mana-mananya mudah.
Setelah puas bermain air, Jam 9an pagi kami akan ke Malioboro dengan naik taksi yang bisa dipesan melalui aplikasi Traveloka. Di antaranya ialah kami beli Bakpia Pathok 25.
Bakpia Pathok 25 ini bakpia kesukaan saya dari semua bakpia yang ada di Jogja. Selain bisa melihat proses pembuatannya, juga rasanya enak, varian rasanya banyak. Cocok di lidah saya yang suka ngemil manis, tapi enggak terlalu manis.
Di gerai ini, juga bisa belanja oleh-oleh lainnya, seperti jipang, keripik, dan makanan ringan lainnya.
Belanja oleh-oleh selesai, saatnya kami keliling Malioboro naik delman. Seru banget sih. Mengingat masa-masa kecil dan masa dulu pas saya ke Jogja, udah capek, ya naik delman. Bisa keliling ke tujuan yang kita mau, terus sampai diantar ke Prima In Hotel, biar kami segera check out karena sudah siang.
Tiket pulang dari Yogyakarta ke Purwokerto. Sumber: Traveloka. |
Okay, jam 12 siang kami check out dari Prima In Hotel, langsung menuju Stasiun Tugu Yogyakarta. Naik taksi lagi, dan kami coba makan siang di komplek stasiun. Serta istirahat sambil menunggu keberangkatan kereta yang menuju ke Purwokerto yang mendekati jam 3 sore.
Sampai Stasiun Purwokerto jam 5 sore, dan ya, perjalanan lanjut naik sepeda motor menuju Purbalingga. Sampai rumah, istirahat, makan lagi. Ingat, besoknya sudah Senin, harus sadar juga, kembali ke realita.
Well, itulah rencana dan itinerary liburan saya, suami, dan anak kami yang akan liburan ke Yogyakarta selama tiga hari. Semoga bisa terlaksana.
Estimasi Budget yang Dikeluarkan Untuk Liburan di Jogja
Mungkin cukup bengkak di transportasi karena naik kereta, tapi enggak masalah. Ini akan menjadi pengalaman pertama bagi anak kami. Karena belum pernah naik kereta. Selain itu, dia juga penasaran kayak apa kereta api, sampai-sampai sering menyanyikan lagu, “Naik keyeta api, tuuut tuuut, siapa hendak tuyuut…”
Okay, ini estimasi budget atau dana yang harus kami keluarkan untuk liburan di Jogja. Dengan catatan, kami bertiga (2 orang dewasa, 1 anak di bawah 3 tahun).
Tiket Kereta Api Purwokerto - Yogyakarta: Rp 440,000.
Tiket Kereta Api Yogyakarta - Purwokerto: Rp 370,000.
Biaya menginap di Hotel: Rp 960,000.
Taksi online dari Stasiun Tugu ke Hotel: Rp 25,000.
Taksi online dari Hotel ke Taman Sari: Rp 25,000.
Tiket masuk ke Taman Sari: Rp 40,000.
Naik becak/delman Taman ke Alun Alun Kidul: Rp 50,000.
Makan malam dan jajan di Alun Alun Kidul: Rp 200,000.
Taksi online dari Alun Alun Kidul ke Hotel: Rp 35,000
Sarapan kecil di Hotel: Rp 75,000.
Rental Mobil Include Sopir: Rp 155,000.
Bensin mobil: Rp 150,000.
Uang makan sopir: Rp 50,000.
Sarapan di Gudeg Yu Djum: Rp 150,000.
Tiket Candi Prambanan: Rp 100,000.
Makan, jajan dan souvenir di Candi Prambanan: Rp 300,000.
Tiket Candi Ratu Boko: Rp 76,000.
Jajan: Rp 50,000.
Makan malam di Hotel: Rp 200,000.
Sarapan di Hotel: Rp 200,000.
Taksi ke Bakpia Pathok 25: Rp 25,000.
Belanja oleh-oleh di Bakpia Pathok: Rp 500.000.
Naik delman keliling Malioboro: Rp 100,000.
Jajan di Malioboro: Rp 100,000.
Naik taksi dari hotel ke Stasiun Tugu: Rp 25,000.
Makan siang di komplek stasiun: Rp100,000.
Total Rp 4,501,000.
Budget yang perlu saya siapkan setidaknya Rp 4,500,000. Ini sudah liburan menyenangkan bareng suami dan anak. Dan ini merupakan cara saya menikmati #LifeYourWay sebagai working mom. Ada kalanya harus menikmati jalan-jalan yang melelahkan, tapi bisa makin dekat anak dan suami.
Ya, inilah cara saya mendengarkan suara hati. Mengiyakan mimpi-mimpi yang telah tersulam tapi belum terwujud. Semoga di tahun 2023 ini, semesta mengaminkan mimpi indah saya untuk liburan ke Yogyakarta. Aamiin.
Oh ya, budget yang saya susun ini bisa berkurang, juga bisa bertambah, tergantung jajannya kami banyak apa enggak.
Penutup
Okay, itulah rencana saya untuk menghilangkan penat yang sudah membuncah di dalam otak. Sudah saatnya refreshing dan memanjakan diri. Dan Jogja selalu menjadi pilihan kami selain aksesnya mudah, Jogja juga membuat kami nyaman.
Keramahan dan keistimewaannya, sudah melekat di hati.
Jogja, Kota kesukaan saya
ReplyDeleteSerba ngangeni
Kini jogja semakin banyak tempat wisata
Jogja memang ngangenin ya mbak. Mau tiap tahun liburan ke Jogja juga masih pengen kesana lagi dan lagi. Liburan akhir tahun kemarin saya jg main ke Jogja.
ReplyDeleteSemoga bisa kesampaian ya liburan ke Jogja nya
Indahnya..
ReplyDeleteKisah kak Ery bersama Jogja yang begitu mendalam.
Tapi Jogja memang bikin kangen banget sih... Semuanya Indah dan serasa membangkitkan seluruh melodi terindah.
Uwuu~
Semoga 2023 bersama Traveloka wujudkan impian traveling kemanapun yang kak Ery dan keluarga rencanakan.
Jogja emang ngangeni ya mbak. Semoga harapan untuk mengenalkan jogja pada si kecil bisa terwujud tahun ini ya mbak, ngajak si kecil main di pelataran candi prambanan dan ratu boko.
ReplyDeleteWalau ada banyak merk bakpia di jogja, saya juga cocok sama bakpia 25, pernah coba merk lain yang harganya lebih murah dan berakhir kecewa.
Semoga terlaksana ya mbaa, aku belum pernah ke Batang. Oh iyaa keYogyakarta ke Sate Klathak mbaaa, aku pengin ke sana lagi. Itiennya seru ya pas ajak anak..cocok destinasinya wah lengkap ada dongengnya jg hihi, liburannya sarat makna ya mba^^
ReplyDeleteselalu ada alasan untuk kembali ke Yogya ya mbaa, ga ada habisnya deh yogya ini buat diexplore bahkan utk destinasi yang sudah pernah kita kunjungi sekalipun arasanya ngangenin aja untuk dikunjungi lagi
ReplyDeleteHalo mba. pasutri kerja tuh memang harus pintar pintar ya untuk mengatur waktu agar bisa liburan bersama. Kayak aku juga tuh mba pengen ke Yogyakarta. Semoga lancar dan makin seru semangat liburannya mba
ReplyDeleteAku jg kangeeeen bgt cussk jogja.
ReplyDeletePingin niru itinerary ala dikauuu
Pasti bikin hepiiii
Setuju Mbak, Yogya memang selalu dicintai tanpa alasan, selalu dirindukan. Saya yang nun jauh di Makassar pun selalu kangen ke Yogya. Semoga semua impian Mbak terwujud yah dan bisa bernostalgia bersama suami.
ReplyDeleteYogyakarta selalu di hati. Aku kangen deh ke sana. Pengen ajakin karena anak2ku belum pernah ke Yogya, pernahnya nglewatin doank hehe.
ReplyDeleteAku terakhir tahun 2019 ke Yogya pastinya sekarang makin banyak lokasi wisata baru ya dan menanti utk dikunjungi. Moga tahun ini bisa ke Yogyakarta aamiin.
Semoga rencana liburannya terwujud ya apalagi udah mulai kelar pandeminya. Anak-anak juga udah bisa diajak menikmati perjalanan. Tinggal nyiapin bekal aja nih
ReplyDeleteYogyaa emang top yaa selalu ada yg baru setiap ke yogya padahal sering banget ke sana apalagi pandemi kemarin hampir 2 bln sekali pasti solo.yogya.
ReplyDeleteTraveloka emang terbaik versi aku yaa proses rechedule refund cepet jd langgananku
Wah iya bener banget kalo situs Ratu Boko itu tempat menikmati sunset terbaik. Aku sampai tiga kali berkunjung ke sana, cuma menikmati sunset nya cuma sekali. Semangat Ry, semoga tahun ini bisa liburan bertiga yaa, makin seru pastinya dengan anak.
ReplyDeleteYogyakarta emang nggak ada matinya ya mbak
ReplyDeleteKeren nih, bisa bikin itinerary selengkap ini sekaligus budgetnya
hayuk mba kalau ke Jogja kabari ya, main bareng sama aku dan blogger2 Jogja ya. kita bisa mampir ke Bantul nyobain berbagai kuliner
ReplyDeleteAsyik! Booking hotelnya pakai Traveloka ternyata dapat voucher diskon, ya. Lumayan! Bisa menghemat anggaran buat liburan. Liburan besok, coba pakai Traveloka juga, ah.
ReplyDeleteKok sama ya, Yogyakarta juga menjadi tempat yang memorable buatku. Dulu waktu kecil sering diajak ke sana oleh orangtuaku, mengunjungi keluarga besar kakek, yah meskipun lokasinya jauh dari pusat kota Jogja. Sering lewat kota Jogja bikin kenangan untuk selalu ingin balik dan balik lagi ke sana. Semoga liburan bareng Travelokanya berjalan dengan lancar yaaa...
ReplyDeleteWorking mom juga butuh self reward mbak, salah satunya jalan-jalan. Aku terakhir ke Jogja tuh 2018 itu pun urusan kerjaan. Rasanya nggak pernah bosan balik lagi ke Jogja, belum puas eksplor-nya, pasti deh udah banyak tempat wisata baru sekarang.
ReplyDeleteYogya emang bikin kangen ya mbak. Aku baru pertama kali ke Yogya n kenangannya membekas banget. Perasaan disudut mana aja masyarakatnya itu adem n enak ngomongnya
ReplyDeleteJogja tu entah kenapa ya berapa x pun kwsana ga ada bosannya ya. Apalagi slr makin banyak tempat baru yg bisa dieksplor. Pasti happy deh kalo ke jogja
ReplyDeleteliburan yang sempat tertunda harus segera direalisasikan nih mbaaa. Senang bisa balike ke Jogja, aku juga selalu menikmati kunjungan ke sana. Ngga akan pernah bosan hehe
ReplyDeleteJogja emang ngangenin banget ya mba. Aku juga baru sekali kesana dan waktu itu lagi musim hujan. Jadi hanya bisa ekxplore beberapa tempat aja. Semoga keinginan mba ery terwujud ya
ReplyDeleteJogja bagiku punya banyak cerita menyenangkan daripada sedih
ReplyDelete