Hai Orang Muda, Yuk Semangat Menjaga Bumi Indonesia
Tahun ini cuaca dan udara panas menyengat, sampai-sampai di tempatku yang biasanya dingin maksimal dengan suhu 31°C, bisa sampai 35°C. Belum lagi di daerah perkotaan tempat kerja sama. Ampuuun, panasnya luar biasa.
Banyak yang mengeluh kepanasan, tapi hanya sedikit yang beraksi untuk menanggulangi panasnya bumi. Cuaca yang begini menunjukkan bahwa bumi sudah tidak baik-baik saja.
Sebagai orang muda, harusnya kita kompak dalam melakukan aksi nyata untuk bumi. Hal ini sejalan dengan online gathering yang saya ikuti minggu lalu bareng Eco Blogger Squad.
Ya, kami para blogger mengikuti online gathering dengan tema 'Semangat Orang Muda Menjaga Bumi Indonesia', tema yang cocok banget di kondisi seperti ini.
Webinar tersebut diisi oleh narasumber yang cantik, smart, dan tentunya masih muda. Mereka adalah:
- Jaqualine Wijaya - CEO dan Co- Founder Eathink
- Cerli Febri Ramadani - Ketua Sentra Kreatif Lestari Siak (SKLEAS)
- Amalya Reza - Manager Bioenergi at Trend Asia
Topik yang dibahas adalah bagaimana kita orang muda berkontribusi untuk menjaga bumi Indonesia.
Aksi Nyata yang Bisa Dilakukan Orang Muda untuk Bumi Indonesia
Sebetulnya banyak banget aksi yang kita lakukan untuk menjaga bumi kita. Namun, kali ini saya fokuskan lagi yang lebih simple agar mudah dilakukan.
1. Makanlah dengan Bijak
Sesuai yang disampaikan oleh Jaqualine Wijaya, bahwa kita mesti bijak dalam mengonsumi makanan. Karena makanan juga menyumbangkan sampah yang menyebabkan karbon dan pencemaran lingkungan.
Ya, Jaqualine juga menyebutkan ada 3 kunci tentang makanan, yaitu Pola Sustainable Food, Nutrisi Pada Makanan, Sisa dan Sampah Makanan.
Untuk itu, hal yang perlu kita lakukan adalah:
a. Food Sustainability, tentang sumber pangan yang berkelanjutan. Diharapkan kita bisa memasak atau mengolah makanan makanan sehat dan berkelanjutan.
Bisa dari membeli makanan dari petani lokal pada saat musim panen. Misalnya, ketika kita ingin makan apa, kita cek sekitarnya lagi musim apa. Apakah musim mangga, pepaya, pisang, dan lainnya. Pun termasuk sayurannya, di sekitar kita ada sayuran apa yang melimpah, itulah yang kita konsumsi.
b. Nutrisi Pada Makanan
Tentu saja fokus pada kandungan nutrisi di dalam makanannya. Diharapkan nutrisinya cukup untuk kesehatan kita, dan tidak menimbulkan mal nutrisi. Kita tahu, bahwa di negara kita masih banyak anak-anak yang mengalami stunting. Dalam pemenuhan nutrisi ini, makanan sehat juga bisa bersumber dari lingkungan kita.
c. Sisa dan Sampah Makanan
Siapa nih yang suka membuang makanan? Please jangan lagi, ya. Karena faktanya limbah makanan keluarga itu lebih besar ketimbang dari sampah makanan di food factory.Sisa limbah makanan keluarga ini kalau dibiarkan terus menerus akan menumpuk di tempat pembuangan sampah. Ya, tak jarang kan, TPA menjadi gunungan sampah. Sampah itu bisa menghasilkan gas metana yang bisa menyebabkan efek gas rumah kaca. Untuk itu, yuk bijak dalam makan, ambil makanan secukupnya jangan dijadikan sampah. Sayang tahu, apalagi di sekitar kita masih banyak orang yang kelaparan, masa kita mau buang-buang makanan.
2. Orang Muda Punya Karya
Selanjutnya ada Cerli Febri Ramadani, menceritakan tentang SKELAS, yang di mana di dalamnya berisi orang-orang kreatif. SKELAS ini berisi kelompok anak muda yang fokus pada industri kreatif dan wisata, yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten Siak.
SKELAS selalu bekerja sama dengan antar komunitas dan pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Terutama ekonomi kreatif. Dan bukan hanya itu, melainkan di SKELAS mengembangkan inovasi produk lokal, tapi tidak melupakan kelestarian alam dan budaya, serta kesejahteraan bersama.
3 fungsi yang dimiliki SKELAS:
- Promosi dan komunikasi membangun narasi pusaka lestari.
- Inkubasi, akselerasi, dan aggregator.
- Pusat data dan informasi.
Yang sangat menarik perhatian saya adalah adanya olahan dari buah nanas. Dari buah nanas diolah menjadi minuman segar ‘Puan Pina’ dengan kemasan yang lebih meningkatkan nilai jualnya.
Selain itu, keunikan dari nanas adalah memiliki dampak lingkungan dan sosial. Tanaman nanas ini ternyata sangat cocok di lahan gambut yang bahas, dan mampu mencegah kebakaran hutan. Ditambah lagi, proses produksi Puan Pina berkolaborasi dengan petani lokal dan bersama kelompok wanita tani.
Ini sih keren banget asli, SKELAS bisa menjadi contoh anak-anak muda sekarang. Semangat memiliki karya tapi tidak melupakan tentang kelestarian alam, budaya, dan tetap berkolaborasi dengan orang-orang lokal. Sehingga akan tercipta hubungan yang baik di semua sektor dan perekonomian juga meningkat.
3. Gunakan Listrik Seperlunya Saja
Di sesi ini Amalya Reza, selaku Manager Bioenergi at Trend Asia banyak memaparkan tentang transisi energi yang digunakan oleh kita ke energi yang lebih ramah lingkungan. Di Trend Asia ini sedang mendorong pemerintah untuk segera melakukan transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan yang lebih bersih dan tidak meninggalkan jejak karbon.
Faktanya di negara tercinta kita, dalam mengembangkan energi terbarukan saat ini konsen ke penggunaan Bioenergi untuk tenaga pembangkit listrik. Selama ini tenaga pembangkit listrik uap (PLTU) disupport dengan pembakaran batubara. Sudah berapa ton batubara yang dibakar, tentunya sudah sangat banyak dan menimbulkan pencemaran lingkungan, selimut polusi semakin tebal, udara pun tak bersih lagi.
Dengan begitu, Bioenergi digadang-gadang menjadi solusi dan pengganti bahan bakar fosil batubara. Namun, apakah benar seperti itu? Dari penjelasan Amalya Reza, faktanya sangat mengejutkan. Pasalnya di negara kita, Bioenergi ini menggunakan sistem co firing. Di mana sistem kerjanya adalah batubara dicampur dengan kayu. Ya ini sih bukan solusi untuk mengatasi masalah lama, tapi justru menimbulkan masalah baru yang lebih kompleks.
Baca juga: Mengenal Energi Terbarukan dan Jenisnya
Ketika sistem co firing berjalan, maka akan ada hutan-hutan yang ditebang (deforestasi) besar-besar. Efek dari adanya penggundulan hutan teman-teman sudah pasti tahu, kan? Bencana alam, emisi karbon meningkat, dan iklim akan cepat berubah.
Ngeri, ya? Untuk itu, kita sebagai orang muda, yuk sama-sama kampanyekan penghematan energi listrik. Menggunakan sewajarnya saja. Tak perlu banyak lampu-lampu yang menyala di rumah khususnya di malam hari. Menggunakan alat listrik secara bergantian, jangan langsung semuanya dicolokin ke stop kontak.
Penutup
Well, dengan cara sederhana kita bisa turut serta menjaga bumi. Semoga kita semua bisa andil dalam pelestarian alam, tak punya tempat untuk andil secara langsung pun tak masalah. Kita masih bisa menulis dan mengkampanyekan ke semua orang.
Kita semua juga wajib hemat energi. Bukan hanya listrik, juga bahan bakar minyak, gas, dan lainnya. Karena pasokan semua itu bersumber dari alam. Ketika terus digerus, lama-lama akan habis. Lalu, bagaimana dengan nasib anak, cucu kita kelak?
Terima kasih sudah membaca tulisan ini. Semoga bisa bermanfaat dan jangan lupa share tentang hemat energi.
Ketampol sama kata-kata Mbak Heri yang mengatakan bahwa hampir kebanyakan dari kita mengatakan tidak kuat dengan perubahan ekstrem suhu tapi tidak sayangnya tidak berbuat banyak untuk lingkungan
ReplyDeleteHarus andil semua ya mba, anak2 jg diworo2 supaya harus habiskan makan. Misal masi sisa, lanjut pas di rumah biasanya mereka aku suruh gitu. Nggak ada sisa alhamdulillah..terima kasih tulisannya mbaa
ReplyDeleteMemang paling bener ya gunakan apa yang ada secara bijak sih, ya. Selain mengurangi emisi juga mengurangi produksi berlebihan
ReplyDeleteMenjaga bumi adalah kewajiban kita semua sebagai manusia yang berakhlak dan bermartabat. By the way, soal PLTU yang menggunakan batubara memang sedang menjadi pembahasan utama sekarang. Transisi energi juga sedang dilakukan selangkah demi selangkah supaya dapat tercipta energi baru dan terbarukan dan mengusahakan adanya green jobs.
ReplyDeleteAnak muda biasanya lagi suka konsumtif, ya, Apalagi kalau udah punya penghasilan sendiri. Jadi suka kulineran sana-sini. Tapi, memang sebaiknya juga bijak. Tidak hanya bijak mengelola keuangan. Harus bijak juga dengan porsi makan. Jangan sampai banyak yang dibuang,
ReplyDeleteMasih PR banget tentang Food Sustainability nih, apalagi kan food waste negeri ini juga masih tinggi. Sektor rumah tangga nih yang kontribusi paling banyak. Semoga kita bisa mengolah makanan dan mengolah sisa makanan dengan baik. Minimal menghabiskan isi piring di makanan masing2.
ReplyDeleteOnline gathering kemarin itu daging banget sih. Aku suka pembahasannya. Terus baru tahu juga soal Eathink. Jadi konsumen kudu cerdas, gak boleh asal karena akan berpengaruh juga buat bumi
ReplyDeleteKalau anak-anak muda sudah berkumpul, bersinergi dalam kebaikan termasuk menjaga bumi dengan segala aktivitas positifnya, maka tunggulah semua harapan akan tercapai. Imsyaallah. Saya suka sekali membaca semangat anak muda ini dalam menjaga bumi dengam berbagai macam.programnya.
ReplyDeleteDuh, bener banget mbak, cuaca sekarang makin panas banget banget yaa, huhu. Anak-anak nih yang jadi mudah sakit. Semoga kita semua bisa sedikit demi sedikit berubah dan mulai menjalani hidup sehat dan mulai menjaga bumi lebih serius lagi ya.
ReplyDeleteBener banget ya, Mba kerasa banget dampak perubahan iklim jadi makin panas cuacanya belakangan ini. Musim kemarau juga tambah panjang. Memang buat jaga lingkungan jadi tanggung jawab bersama termasuk generasi muda
ReplyDeleteNah iya, Bandung yang terkenal adem, akhir-akhir ini kerasa panas. Mulai kerasa dampak perubahan iklim di sini.
ReplyDeleteMemang sudah saatnya generasi muda melakukan tindakan nyata untuk menyelamatkan bumi
Setujuu banget mba Eri.
ReplyDeleteBumi makin ga sehat, tapi sayaanggg, dikiit bgt yg peduli.
semoga kita bs b'kontribusi utk alam dan bumi yg lebih sehat yahhh
Jadi intinya gaya hidup masyarakat juga sangat mempengaruhi baik buruknya lingkungan ya mbajk. Apalagi masalah sampah makanan nih PR buat semua masyarakat, tiap rumah tangga sebaiknya memang belanja dan konsumsi makanan dengan bijak supaya gak banyak nyampah. Mengubah gaya hidup kyk gini keliatan sederhana tapi seungguhnya dampaknya besar kalau banyak yang menerapkannya ya.
ReplyDeleteMolly jadi ingin tahu banyak tentang skelas ini. Siapa tau bisa ikutan gabung juga di sana.
ReplyDeleteBagus banget nih webinar nya. Kalau tahu pengen ikutan deh. Ya meski saya udah ga muda lagi tapi saya juga peduli sekali dengan kondisi alam dan bumi kita yg sudah banyak rusak ini
ReplyDeleteSuka banget sama Eat Think.
ReplyDeleteAku jadi paham sekarang jenis-jenis makanan yang minim jejak karbon. Karena meskipun pengaruhnya kecil, tapi kalau product of demandnya kecil, maka bisa berdampak besar untuk bumi. Apalagi dilakukan dengan konsisten.
Senang sekali ikut acara online gathering kali ini
ReplyDeleteBangga banget, banyak orang muda yang peduli pada bumi
Akhir-akhir ini emang cuaca panas banget, aku yang tinggal di kaki gunung aja merasakan panas banget. Hal yang bisa aku lakukan ya gunakan listrik seperlunya dan sebisanya enggak menyisakan sampah makanan. Suka sebel sih kalau orang rumah buang2 makanan terus menggunakan listrik juga seenaknya...
ReplyDeleteBanyak hal yg bisa kita lakukan y mba salah satunya dan jadi kewajiban Kita semua juga untuk hemat energi. Bukan hanya listrik, juga bahan bakar minyak, gas, dll
ReplyDeleteIyaa cuaca sedang tidak tertahankan ya Rabb semoga hujan cepat tiba, salut pada tiga komunitas anak muda yang peduli dengan lingkungan hidup ini yaa keren programnya
ReplyDeleteBener banget kita bisa berperan dengan makan secukupnya , ga buang buang makanan. Salut sama anak muda yang mau bergerak melakukan sesuatu untuk Indonesia tercinta
ReplyDeleteBener banget kita bisa berperan dengan makan secukupnya , ga buang buang makanan. Salut sama anak muda yang mau bergerak melakukan sesuatu untuk Indonesia tercinta
ReplyDeleteAku sebagai orang muda, insyaaAllah mau lebih semangat lagi dalam menjaga bumi! Karena kalo bukan kita yang peduli, siapa lagi kaaaan.. mudah2an keadaan bumi bisa lebih baik ya maaaak
ReplyDeleteSemoga kita semakin aware dan mau jadi orang muda yang peduli serta melakukan aksi nyata untuk menjaga bumi kita.
ReplyDeleteHarus serentak dan disertai peraturan daerah dan sanksi yang jelas. Kalau tidak ada efek jera akan sulit juga.
ReplyDeleteDalam hal pangan, di kota saya ada sebuah komunitas organisasi, yang mewadahi makanan yang sisa (bukan makanan bekas orang tapi makanan yang belum terkonsumsi) dari hotel dan restoran. Makanan ini kemudian dibagikan ke orang-orang miskin. Jadi meminimalisir buang makanan.
ReplyDeletesudah saatnya kita semua aware dengan hidup berkesinambungan ini ya, dan juga mengajarkannya ke anak-anak kita, baik untuk manusia, baik untuk bumi.
ReplyDeleteSenang sekali, banyak anak muda yang peduli dengan masa depan bumi
ReplyDeleteMemang untuk melestarikan bumi kita perlu #BersamaBergerakBerdaya ya kak
Benrangkat dair hal sederhana memberi dampak dtidak hahya pada diri dan keluarga, namun juga bagi.masyarajat luas ya, Kak.
ReplyDeleteSudah saatnya untuk ikut menjaga bumi sebelum semuanya terlambat atau hanya akan ada penyesalan di kemudian hari
ReplyDeleteKemarin ikut acara ini, menarik dan banyak insight seputar lingkungan
ReplyDeleteDengan menghemat listrik sudah ikut menjaga bumi tetap sehat ya kak.
ReplyDeleteSy lakukin tiap hari seperti ini.
Terasa banget bumi lagi ngga baik-baik aja :( soalnya panasnya kaya sudah di luar nalar. Artikel ini reminding aku buat melakukan hal-hal kecil dari rumah. Kalau banyak yg melakukan pasti ngaruh juga ke bum khususnya Indonesia. Semangat!
ReplyDeleteLangkah kecil untuk menjaga alam dan bumi indonesia, bisa dilakukan sejak dini ya, dan bisa dilakukan secara mandiri di rumah
ReplyDeletedengan peduli dalam penggunaan listrik bisa membantu lingkungan dalam menghemat emisi
Membaca tentang aksi muda-mudi untuk menjaga bumi ini, bikin hati ikut bangga. Dan, terinspirasi utk memulai juga keg ini...meskipun sudah bukan muda-mudi lagi..hehe
ReplyDeletePaling nyebelin itu sampah makanan karena baunya tuh bikin bikin mual..
ReplyDeleteSemoga anak muda kita semakin semangat untuk melindungi bumi dan menjaga kelestariannya. Banyak program yang dapat membantu pemulihan bumi. Semoga anak muda menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik.
ReplyDeleteMenjaga bumi yang paling bijak memang dimulai dari diri kita dong yaa, seperti menerapkan kebiasaan baik yang dilakukan agar tidak terjadinya pemanasan global.. Samaan ini kak ecobloggersquad, hehehe yukk semangat kita jaga bumi!
ReplyDeleteSharingnya penuh dengan ilmu ya Kak. Memang sampah domestik dari rumah tangga itu butuh usaha keras untuk pengelolaannya. Kebanyakan akhirnya hanya berakhir di TPA dan menumpuk menjadi gunung sampah. Sosialisasi dan edukasi pada masyarakat harus terus digalakkan, agar semua mulai mengelola sampahnya sendiri semaksimal mungkin di rumah. Sesungguhnya banyak jalan menuju bumi yang lebih sehat ya.
ReplyDeleteWalahh baru tahu kalo Bioenergi yag digaungkan sebagai pengganti bahan bakar batu bara ternyata menggunakan sistem co firing, yang mana sistem kerjanya adalah batubara dicampur dengan kayu.
ReplyDeleteGenerasi muda seringkali cenderung konsumtif, terutama ketika mereka sudah memiliki penghasilan sendiri.
ReplyDeleteSemua orang berhak untuk menjaga bumi karena nggak mungkin selalu mendapatkan perhatian lembaga maupun pemerintah kalau kita sendiri nggak sadar
ReplyDeleteharus bergerak dengan aksi nyata ya kak, jangan hanya diam dan tidak melakukan apa-apa.
ReplyDeleteHayuk kita bisa bekerja sama pulihkan bumi ini
ah reminder ini, gunakan listrik seperlunya saja. kadang lupa mematikan lampu ketika keluar kamar mandi, lupa matiin kipas angin, malah lupa matiin charger padahal udah full batere :( hiks
ReplyDeleteada banyak cara sebenarnya jika kita ingin turut serta menjaga bumi kayak yang sederhana aja makan dihabiskan, nggak membuang-buang makanan dan yang lain sebagainya
ReplyDeleteKetiga komunitas ini sangat menarik.
ReplyDeleteKarena selain mendorong masyarakat untuk bisa menjaga bumi, juga mendorong pemerintah untuk mendukung aktivitas ramah lingkungan, seperti pada Skelas dan Trend Asia.